Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamu, Minuman Herbal Pelepas Dahaga sekaligus Menyehatkan

12 Juni 2023   20:42 Diperbarui: 12 Juni 2023   20:52 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar merahputih.com

Sumber gambar: merahputih.com

Pernahkah anda mendengar istilah "jamu"?

Ketika kita mendengar kata "jamu", satu hal yang terlintas dalam benak kita adalah ibu-ibu yang menggendong rinjing (bakul yang terbuat dari anyaman bambu) yang didalamnya berisi botol-botol minuman tradisional. Ada, beras kencur, kunyit asam, cabe puyang, gepyokan, sirih kunci, temulawak dan sebagainya. Minuman-minuman tersebut dijajakan keliling kampung oleh si embok jamu. Harganya cukup murah, hanya dengan dua ribu rupiah, kita sudah bisa menikmati segelas jamu beras kencur atau kunyit asam.

Jamu atau djamoe (ejaan lama) berasal dari bahasa jawa kuno yaitu djampi dan oesodo. Djampi berarti penyembuhan dengan ramuan obat-obatan atau doa dan ajian, sedangkan oesodo berarti kesehatan. Jadi jamu dapat diartikan ramuan obat untuk kesehatan.(sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id).

Secara sederhana, jamu juga disebut sebagai obat herbal yang diracik menggunakan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.

Bahan yang biasanya diracik sebagai bahan dasar pembuatan jamu cukup banyak ada disekitar kita,  baik berupa daun, rimpang, akar, batang,  buah maupun bunga.

Masyarakat pedesaan umumnya menanam berbagai tanaman obat keluarga (dikenal dengan istilah TOGA), seperti kunyit, jahe, kencur, lempuyang, sirih, kemangi, luntas, pohon katuk, bunga telang, lengkuas, dlingo bawang, pohon iodium, lengkuas dan lain-lain.

Tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan pertolongan pertama ketika seseorang mengalami atau menderita sakit sebelum mendapat pertolongan dari dokter.

Sebagai contoh, ketika seseorang menderita diare ataupun sakit perut, pertolongan pertama adalah minum perasan kunyit dicampur dengan madu. Untuk menggugah selera makan, bisa minum temulawak. Untuk menghilangkan bau badan, bisa minum daun luntas yang ditumbuk ditambah dengan madu, untuk mengobati luka cukup ditetes dengan getah yodium, untuk menghilangkan gatal, cukup mandi dengan rebusan air sirih dan banyak tumbuhan berkhasiat lain disekitar kita.

Untuk menikmati minuman-minuman herbal tersebut, kita bisa membuatnya sendiri maupun membelinya. Bila ingin membuatnya sendiri, caranya cukup mudah. Kebanyakan, cara membuatnya hampir sama, ditumbuk, diperas, kemudian dicampur dengan gula merah atau madu. Dengan mengolah sendiri, tentu saja akan lebih hieginis, lebih murni dan tidak ada keraguan untuk meminumnya karena tentunya menggunakan bahan-bahan pilihan. Selain itu, juga lebih murah tentunya.

Salah satu jenis minuman jamu yang menjadi favorit saya adalah beras kencur. Selain bisa untuk menghilangkan haus, beras kencur bisa menyegarkan tubuh, apalagi ketika badan terasa capek setelah bekerja keras. Setelah minum jamu beras kecur, tubuh akan terasa segar dan bugar.

Saya juga terbiasa membuat jamu beras kencur sendiri. Dengan satu ons beras, setengah kilogram gula merah dan empat ons kencur, kita akan mendapatkan dua botol berisi satu setengah liter perbotol.

Berkembangnya tehnologi yang banyak memproduksi aneka minuman jamu berbentuk instan, tentu memudahkan bagi para penikmat dan penyuka jamu. Kita tidak perlu bersusah payah mencari bahan-bahannya serta mengolahnya, cukup dengan menyeduhnya, minuman herbal yang kita inginkan sudah bisa dinikmati.

Adalagi, minuman jamu yang sudah diolah dalam bentuk kemasan. Minuman-minuman tersebut sudah tersedia diberbagai toko dan supermarket disekitar kita. Tapi ,secara pribadi, saya kurang menyukai produk tersebut. Menurut saya, minuman-minuman instan tersebut memiliki cita rasa yang berbeda dibanding apabila diolah secara tradisional. Selain itu, zat pemanis serta pengawet tentu ada dalam minuman kemasan karena produk akan bertahan cukup lama.

Blitar, 12 Juni 2023
merahputih.commerahputih.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun