Ketika mendengar kata "lato-lato", apa yang ada dibenak anda semua? Tentu, dalam pikiran kita langsung tertuju pada sebuah permainan tradisional yang terdiri dari dua bola polimer padat  warna warni dengan diameter sekitar 5 cm atau 2 inchi dan setiap bolanya digantung pada sebuah tali yang kokoh, sehingga ketika dua bola tersebut bertemu akan menimbulkan suara "tek-tek".
Jujur saja, saat awal permainan ini muncul, telinga rasanya risih mendengar suara "tek-tek-tek" yang ditimbulkan akibat benturan bola lato-lato ini. Hampir disetiap tempat,disetiap acara, ramai suara lato-lato.
Harga lato-lato, cukup murah, yaitu hanya Rp 7000,- sampai Rp 10.000,- saja. Lato-lato dijual bebas di toko permainan. Bahkan, diwarung-warungpun juga menyediakan alat permainan ini karena banyak diburu oleh pecinta lato-lato.Â
Bagi orang yang sudah mengetahui harga lato-lato, mereka tidak akan tertipu oleh pedagang, namun, beberapa waktu lalu, ada seseorang yang tertipu karena membeli lato-lato dengan harga Rp 75.000,- dan karena memberi dua buah lato-lato, si pedagang memberi diskon menjadi Rp 100.000,- untuk dua buah lato-lato. Karena tidak mengetahui, si pembelipun sudah merasa murah ketika harus membeli lato-lato dengan harga Rp 100.000,- untuk dua buah lato-lato yang seharusnya hanya seharga RP 14.000,- saja.
Permainan lato-lato pernah ngetrend pada tahun 1990 an dan akhir-akhir ini (pada akhir 2022 dan awal 2023) permainan ini kembali digemari, bukan hanya oleh anak-anak kecil tetapi juga oleh orang dewasa. Karena viralnya permainan tersebut, membuat publik penasaran dan mencari tahu, dari mana sebenarnya asal permainan ini.
Menurut harianhaluan.com, ternyata lato-lato adalah permainan tradisional yang pernah viral di Amerika pada akhir  tahun 1960 hingga awal tahun 1970. Sangking viralnya lato-lato pada masa itu, pada awal tahun 1970, lato-lato bisa menjangkau penduduk di Calcinatello, sebuah daerah provinsi kecil di Italia dengan populasi penduduk 12.832, bahkan sampai diadakan kompetisi tahunan bagi para pecinta lato-lato.
Dan sekarang ini, para pecinta lato-lato juga melakukan hal yang sama yaitu mengadakan kompetisi lato-lato meskipun untuk tingkat lokal saja. Yang akan menjadi juara adalah yang bisa memainkan lato-lato dalam durasi waktu bermain yang paling lama.
Bermain lato-lato, menurut Yudha Febrianta, seorang Dosen Olah raga Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) seperti yang dilansir republika.co.id mengatakan bahwa bermain lato-lato bisa melatih perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan tubuhnya.Â
Karena, dengan bermain lato-lato, anak bisa  belajar mengendalikan gerakan tangannya. Kalau gerakan tangan tidak terkendali dengan baik, maka gerak bandul menjadi tidak stabil dan permainan akan terhenti.
Selain bisa melatih perkembangan motorik anak,bermain lato-lato ternyata juga bisa mengalihkan perhatian anak, yang akhir-akhir ini selalu terkonsentrasi pada game yang ada di gadget, baik game online maupun offline. Dengan bermain lato-lato, anak-anak memiliki keasyikan tersendiri, karena mereka akan merasa penasaran apabila belum bisa memainkan lato-lato dengan baik. Dengan begitu mereka akan merasa tertantang untuk terus berlatih dan berlatih.