Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hati-hati Belanja Menggunakan Paylater

17 Mei 2022   21:46 Diperbarui: 17 Mei 2022   21:50 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: akcdn.detik.net.id

Hampir semua orang, terutama para wanita memiliki naluri suka berbelanja atau shopping. Jalan-jalan ke mall, meskipun hanya sekedar window shopping, bisa memberikan sensasi tersendiri bagi kebanyakan orang. Berbelanja semua kebutuhan baik kebutuhan sehari-hari, (kebutuhan pokok) maupun kebutuhan lainnya seperti pakaian, sandal, sepatu, tas, dompet maupun aksesoris juga pernak pernik lainnya.

Seringkali, kita merasa tiba-tiba ingin membeli sesuatu barang meskipun sebenarnya kita kurang membutuhkan barang tersebut. Biasanya hanya karena tergoda dengan discount atau karena tertarik dengan modelnya yang begitu up to date, membuat kita terlena untuk rela mengeluarkan uang meskipun barang tersebut sebenarnya tidak termasuk sasaran budget.

Apalagi, sekarang banyak marketplace yang menawarkan beberapa kemudahan dalam berbelanja. Tak perlu keluar rumah, cukup pencet-pencet hape, datanglah barang yang kita incar dan kita inginkan. Promo free ongkos kirim (ongkir), pembelian dengan metode COD (Cash On Delivery) atau membeli barang dengan pembayaran setelah barang sampai, bahkan dengan metode paylater (belanja terlebih dahulu, bayar kemudian alias ngutang dulu) banyak sekali ditawarkan. Nah, akhir-akhir ini pembelian dengan metode paylater ditawarkan dengan diskon dan iming-iming  yang sangat menarik.

Tapi, eitss....jangan terlena. Memang sih, kelihatannya gampang dan cukup membantu, akan tetapi sadarkah para kompasioner, kalau membeli barang dengan metode paylater ini akan membuat kita terlena dan menumbuhkan semangat belanja yang cukup tinggi. Karena apa? Karena tanpa uangpun kita bisa tetap berbelanja dengan mudah. Wow, amazing.

Kemudahan demi kemudahan dimunculkan oleh platform jual beli untuk memanjakan penggunanya. Sistem paylater ini adalah sistem pembayaran yang mirip dengan kartu kredit, terdapat batas limit pemakaian dan jatuh tempo pembayaran. Keberadaan sistem ini sebenarnya bisa memberikan kemudahan saat mendesak. Tetapi sistem ini akan membuat pemakainya ketagihan dan cenderung ingin memakainya terus menerus.

Sebenarnya kehadiran pay later ini bukan membantu kita membeli barang dengan mudah, akan tetapi meminta kita membeli barang dengan membebankan bunga serta biaya tambahan. Dan apabila terpaksa menggunakan fitur paylater untuk berbelanja, kita harus memperhatikan beberapa persyaratan dan ketentuannya saat pertama kali mengaktifkan fitur tersebut. Selain itu bunga serta biaya tambahannya harus menjadi sebuah pemikiran ulang. Kalau biaya cicilan serta bunganya masih bisa tertutupi dengan gaji kita, tidak masalah sekali waktu kita menggunakannya, akan tetapi kalau cicilan yang besar serta harga barang yang tidak sebanding, lebih baik batalkan saja fitur tersebut.

Banyak kesaksian dari para pemakai yang mengungkapkan rasa penyesalan telah menggunakan fitur ini. Dan sebagian besar alasannya adalah karena kita menjadi kecanduan membeli barang yang kurang bermanfaat, yang sebenarnya apabila tidak membelipun tidak akan memberikan efek apapun.

Jadi sebelum memutuskan mengaktifkan fitur paylater, ada baiknya, kita memahami beberapa resiko yang mungkin akan timbul.

Pertama, perilaku konsumtif yang berlebihan. Dengan paylater bisa memberikan dorongan belanja yang impulsif (bertindak cepat tanpa memikirkan resikonya). Kita akan senang berbelanja barang yang sebenarnya tidak begitu kita butuhkan

Kedua, ada biaya yang tidak disadari. Seperti ada biaya yang langsung aktif saat kita mengaktifkan fitur paylater, seperti biaya subscription, biaya cicilan dan biaya lain yang berbeda dari tiap aplikasi.

Ketiga, pengaturan keuangan menjadi terganggu. Kemudahan yang ditawarkan paylater seringkali mengganggu pengaturan keuangan karena datangnya beberapa tagihan. Dana lain yang disisihkan akan tersedot untuk pembayaran cicilan paylater dan tentunya akan merubah perencanaan pengaturan keuangan. Apalagi, kalau ada beberapa fitur yang kita aktifkan.

Keempat, penunggakan pembayaran paylater bisa mengganggu skor kredit. Apabila kita menunggak dalam pembayaran pay later, tunggakan itu akan membuat catatan reputasi kredit kita menjadi buruk. Artinya, kita akan memiliki resiko tertolak pengajuan kredit kita yang lebih penting, seperti kredit property maupun kendaraan.

Kelima, peretasan identitas. Meskipun setiap aplikasi sudah menyiapkan  keamanan yang tinggi, tetapi resiko peretasan tetap ada, dimana para kriminal akan meretas data base di akun transaksi kita dan digunakan untuk hal yang tidak bertanggung jawab. (sumber: nova.grid.id)

Jadi, dengan memperhatikan beberapa pertimbangan tersebut, kita akan bisa mengambil langkah bijak apa yang harus kita tempuh. Jangan  sampai, karena kekeliruan dalam merencanakan pengeluaran, akan merusak tatanan dan perencanaan yang sudah kita atur sebelumnya, yang pada akhirnya membuat kita menyesal kemudian.

Blitar, 17 Mei 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun