Hampir semua orang, terutama para wanita memiliki naluri suka berbelanja atau shopping. Jalan-jalan ke mall, meskipun hanya sekedar window shopping, bisa memberikan sensasi tersendiri bagi kebanyakan orang. Berbelanja semua kebutuhan baik kebutuhan sehari-hari, (kebutuhan pokok) maupun kebutuhan lainnya seperti pakaian, sandal, sepatu, tas, dompet maupun aksesoris juga pernak pernik lainnya.
Seringkali, kita merasa tiba-tiba ingin membeli sesuatu barang meskipun sebenarnya kita kurang membutuhkan barang tersebut. Biasanya hanya karena tergoda dengan discount atau karena tertarik dengan modelnya yang begitu up to date, membuat kita terlena untuk rela mengeluarkan uang meskipun barang tersebut sebenarnya tidak termasuk sasaran budget.
Apalagi, sekarang banyak marketplace yang menawarkan beberapa kemudahan dalam berbelanja. Tak perlu keluar rumah, cukup pencet-pencet hape, datanglah barang yang kita incar dan kita inginkan. Promo free ongkos kirim (ongkir), pembelian dengan metode COD (Cash On Delivery) atau membeli barang dengan pembayaran setelah barang sampai, bahkan dengan metode paylater (belanja terlebih dahulu, bayar kemudian alias ngutang dulu) banyak sekali ditawarkan. Nah, akhir-akhir ini pembelian dengan metode paylater ditawarkan dengan diskon dan iming-iming  yang sangat menarik.
Tapi, eitss....jangan terlena. Memang sih, kelihatannya gampang dan cukup membantu, akan tetapi sadarkah para kompasioner, kalau membeli barang dengan metode paylater ini akan membuat kita terlena dan menumbuhkan semangat belanja yang cukup tinggi. Karena apa? Karena tanpa uangpun kita bisa tetap berbelanja dengan mudah. Wow, amazing.
Kemudahan demi kemudahan dimunculkan oleh platform jual beli untuk memanjakan penggunanya. Sistem paylater ini adalah sistem pembayaran yang mirip dengan kartu kredit, terdapat batas limit pemakaian dan jatuh tempo pembayaran. Keberadaan sistem ini sebenarnya bisa memberikan kemudahan saat mendesak. Tetapi sistem ini akan membuat pemakainya ketagihan dan cenderung ingin memakainya terus menerus.
Sebenarnya kehadiran pay later ini bukan membantu kita membeli barang dengan mudah, akan tetapi meminta kita membeli barang dengan membebankan bunga serta biaya tambahan. Dan apabila terpaksa menggunakan fitur paylater untuk berbelanja, kita harus memperhatikan beberapa persyaratan dan ketentuannya saat pertama kali mengaktifkan fitur tersebut. Selain itu bunga serta biaya tambahannya harus menjadi sebuah pemikiran ulang. Kalau biaya cicilan serta bunganya masih bisa tertutupi dengan gaji kita, tidak masalah sekali waktu kita menggunakannya, akan tetapi kalau cicilan yang besar serta harga barang yang tidak sebanding, lebih baik batalkan saja fitur tersebut.
Banyak kesaksian dari para pemakai yang mengungkapkan rasa penyesalan telah menggunakan fitur ini. Dan sebagian besar alasannya adalah karena kita menjadi kecanduan membeli barang yang kurang bermanfaat, yang sebenarnya apabila tidak membelipun tidak akan memberikan efek apapun.
Jadi sebelum memutuskan mengaktifkan fitur paylater, ada baiknya, kita memahami beberapa resiko yang mungkin akan timbul.
Pertama, perilaku konsumtif yang berlebihan. Dengan paylater bisa memberikan dorongan belanja yang impulsif (bertindak cepat tanpa memikirkan resikonya). Kita akan senang berbelanja barang yang sebenarnya tidak begitu kita butuhkan
Kedua, ada biaya yang tidak disadari. Seperti ada biaya yang langsung aktif saat kita mengaktifkan fitur paylater, seperti biaya subscription, biaya cicilan dan biaya lain yang berbeda dari tiap aplikasi.