Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Kuliah di Metaverse, Gambaran Dunia Pendidikan di Masa Depan

6 April 2022   21:15 Diperbarui: 8 April 2022   16:15 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah metaverse berasal dari kata "meta" yang artinya melampaui dan "verse" artinya alam semesta. Sehingga jika terjemahkan metaverse memiliki arti melampaui alam semesta.

Metaverse digambarkan sebagai tehnologi Augmented Reality yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain serta berinteraksi di dunia virtual atau dunia maya.

Metaverse sering dimaknai sebagai simulasi dunia nyata manusia yang diimplementasikan di dunia maya.

Di dunia virtual tersebut, manusia bisa beraktifitas layaknya di dunia nyata, seperti berbelanja, bekerja, rapat, melihat konser, bermain, bersosialisasi, mengunjungi berbagai tempat tanpa harus bepergian secara fisik bahkan membeli property secara digital.

Metaverse semakin ramai diperbincangkan saat CEO Facebook Mark Zuckerberg mengubah nama facebook menjadi Meta Platforms Inc, yang disingkat meta yang berasal dari kata metaverse.

Meskipun istilah metaverse baru ramai diperbincangkan akhir-akhir ini, tetapi sebenarnya istilah metaverse itu adalah sebuah istilah lama. Istilah tersebut pertama kali digunakan sejak tahun 1992 oleh Neal Stephenson dalam novelnya yang berjudul "Snow Crash".

Untuk bisa masuk ke dunia virtual atau metaverse, diperlukan alat tambahan berupa kacamata virtual reality dan sarung tangan bertehnologi heptic. Dengan kacamata Virtual Reality dan sarung tangan bertehnologi heptic, seseorang bisa menciptakan pengalaman realistik layaknya didunia nyata, seperti melihat pemandangan, mendengar suara bahkan merasakan sentuhan dan sensasi lainnya.

Meskipun saat ini metaverse masih berupa konsep, adalah sangat mungkin untuk dimasa mendatang metaverse ini akan benar-benar terwujud seiring dengan perkembangan tehnologi yang semakin pesat akhir-akhir ini.

Yang akan terjadi dimasa mendatang, bangunan fisik sebuah perguruan tinggi atau sekolah, taman yang indah, parkir yang luas tidak lagi diperhitungkan karena yang lebih berperan nantinya adalah laptop dengan kapasitas ram yang besar.

Perangkat yang mendukung tehnologi 3D atau tiga dimensi serta fitur-fitur canggih yang bisa memungkinkan seseorang lebih leluasa untuk berselancar didunia maya. 

Datang ke kampus atau ke sekolah tidak lagi menjadi sebuah keharusan, tapi cukup dirumah yang mendukung manusia terhubung ke dunia virtual.

Sejak pandemi covid 19 melanda negeri ini, perkembangan tehnologi terutama didunia pendidikan seakan berlari kencang. Kalau dulu, Handphone hanya sebatas sebagai alat komunikasi, saat ini handphone menjadi sebuah kebutuhan primer disamping sandang, pangan dan papan. 

Berbagai aplikasi tersedia di handphone disamping aplikasi sebagai alat komunikasi. Ada aplikasi kesehatan, aplikasi keuangan, aplikasi meeting, aplikasi belanja online, aplikasi presensi, aplikasi penyimpanan virtual dan banyak lagi.

Guru bukan menjadi satu-satunya sumber informasi. Guru saat ini harus berperan sebagai mediator, sebagai sumber inspirasi serta top  model. Semua informasi sudah tersedia di jagat maya. Sumber informasi sangat banyak tersedia, tetapi perlu diingat harus bisa memilih informasi yang valid untuk diambil.

Sebuah wacana tentang kuliah di metaverse serta adanya mata kuliah metaverse sepertinya memungkinkan untuk bisa menjadi nyata melihat perkembangan tehnologi yang sangat cepat. 

Untuk berkuliah, tidak perlu datang ke kampus, tetapi cukup melalui dunia virtual, yang saat ini sudah mulai berjalan. Tatap muka secara nyata bukan menjadi syarat utama, karena yang utama adalah mengikuti perkuliahan meskipun hanya secara daring atau virtual.

Banyak kelebihan yang akan diperoleh, karena bisa menghemat waktu, menghemat biaya, tenaga. Hemat waktu karena, perkuliahan secara virtual bisa dilaksanakan sewaktu-waktu tanpa mengenal jam, bisa pagi, siang bahkan malam hari, beda dengan perkuliahan secara luring yang dibatasi waktu. 

Hemat biaya karena tidak perlu ongkos untuk datang ketempat perkuliahan, ongkos untuk tempat tinggal dekat kampus, karena semua bisa dilakukan dari rumah. 

Hemat tenaga karena tidak perlu bersusah-susah datang ke tempat perkuliahan toh semua bisa berjalan meskipun dari tempat yang jauh. Hanya berbekal gawai atau laptop perkuliahan bisa berjalan dengan lancar.

Untuk mata kuliah metaverse, kiranya perlu juga untuk diterapkan karena untuk menyiapkan mahasiswa siap menghadapi dunia masa depan yang secara pasti mau tidak mau harus ditempuh. Jangan sampai output perguruan tinggi ketinggalan tehnologi apabila tidak mengikuti perkembangan zaman.

Blitar, 6 April 2022

Sumber: https://katadata.co.id/

Sumber: https://www.tribunnews.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun