Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rindu Ramadhanku yang Dulu

16 Maret 2022   13:14 Diperbarui: 16 Maret 2022   13:22 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar:https://bincangsyariah.com/

Setiap kali Ramadhan tiba, satu hal yang tidah pernah terlupa adalah kisah masa kecil ketika masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD).

Meskipun bukan lingkungan pesantren, tetapi, kampung tempat tinggalku termasuk lingkungan yang religius. Nuansa keagamaannya sangat kental sekali. Nuansa keagamaan tercermin dari cara berpakaiannya. Baik laki-laki maupun perempuan harus berbusana muslim sepanjang hari. Yang laki-laki berpakaian koko putih serta bersarung, sedangkan yang perempuan menggunakan gamis sepanjang  kegiatan.  Karena sarung harus dipakai setiap hari, sudah selayaknya mereka memiliki sarung lebih dari satu, agar bila satu dicuci, masih memiliki sarung yang lain. Sarung al hazmilah yang menjadi pilihan. Meskipun harganya tidak terlalu mahal, tetapi kualitas produknya tidak kalah dengan sarung tenun lainnya.

Apabila Ramadhan tiba, nyaris setiap hari berkumandang suara orang sedang bertadarus Al-Qur'an sepanjang hari, baik dari mushalla maupun masjid. Dimulai sehabis shalat subuh sampai menjelang shalat zuhur. Ada jeda sebentar, dan mulai lagi selepas shalat asar sampai dimulainya kegiatan buka bersama menjelang azan maghrib.

Televisi, gadget maupun permainan yang "berbau" elektronik belum ada saat itu. Listrikpun masih bersumber dari kincir air yang merupakan hasil swadaya warga desa. Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum masuk desa, jadi televisipun hanya pada jam-jam tertentu bisa dinyalakan, karena keterbatasan sumber energi.

Ditambah lagi, dulu, liburan puasa hampir satu bulan penuh. Jadi anak-anak sekolah tidak masuk sekolah, sehingga mereka bisa diberdayakan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat selama bulan puasa.

Masjid dekat tempat saya tinggal, tersedia dua kamar tempat bermukimnya marbot masjid. Yang satu kamar khusus untuk anak laki-laki, letaknya ada di serambi masjid. Sedangkan yang satu kamar, biasa digunakan anak perempuan, letaknya satu lokasi dengan "ndalem"nya bu nyai. Kamar ini, untuk hari-hari biasa tidak pernah ditempati.

Meskipun tidak ada jadwal tertulis dan terprogram, tetapi semua anak seusia saya, baik laki-laki mapun perempuan selalu "mondok" di sini selama bulan puasa. Yang bertindak sebagai ustadz adalah kakak-kakak yang sudah dewasa yang biasa tinggal di "ndalem"nya bu nyai, disamping ada juga bu nyai dan pak kyai juga.

Kegiatan sehari-hari dimulai sejak jam setengah 3 pagi dengan kegiatan makan sahur bersama. Untuk makan sahur, kami membawa bekal masing-masing dari rumah, karena rumah kami hanya ada disekitar masjid. Ketika makan sahur, kami terbiasa untuk bertukar lauk pauk dengan sesama teman. Selesai makan sahur barsama, pak kyai mengajak kami semua untuk beriktikaf (berdiam diri, bermunajat dan berzikir dimasjid) sampai masuk waktu imsak. Setelah masuk azan subuh, kami shalat berjamaah dan setelah berzikir, dilanjutkan dengan kuliah subuh. Kuliah subuh biasanya diisi dengan mengaji kitab kuning.

Selesai kuliah subuh, dilanjutkan dengan bertadarus bersama sampai sekitar jam setengah tujuh. Acara ro'an (kerja bakti dan bersih lingkungan) dilaksanakan setiap hari, usai tadarus pagi. Mulai dari mengepel masjid, membersihkan halaman masjid, membersihkan kamar dan lain-lain.

Selesai bersih-bersih, acara selanjutnya adalah tadarus lagi sampai menjelang shalat zuhur. Tadarus dilaksanakan secara bergiliran dan dijadwal. Jadi yang tidak mendapat jatah bisa melakukan pekerjaan lain seperti mencuci piringnya sendiri, mencuci baju atau bahkan ada yang sekedar tiduran saja.

Setelah masuk waktu zuhur, kami semua melaksanakan shalat zuhur secara berjamaah. Setelah sorogan (sistem belajar mengaji, dimana ustadz menyimak bacaan santri saat santri membaca Al-Qur'an), kami semua diharuskan pulang ke rumah masing-masing untuk membantu orang tua kami memasak.

Waktu ini bisa juga digunakan sebagai waktu istirahat siang bagi kami semua, tetapi ada peraturan kalau kami semua harus di rumah.

Dan peraturan mengharuskan kami sudah ada di masjid lagi ketika masuk waktu asar. Setelah shalat asar berjamaah, kami harus tadarus Al-Quran lagi sampai jam setengah lima.

Nah, pada waktu tersebut, dibagi jadwal untuk berkhitabah (belajar pidato dengan tema-tema yang terjadwal). Ini adalah kesempatan bagi kami semua untuk belajar berpidato di depan umum, meskipun yang hadir hanya teman-taman kami sendiri juga warga sekitar masjid. Acara khitabah selesai sekitar jam lima dan dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning  sampai waktu berbuka.

Sudah menjadi kebiasaan dilingkungan kami, warga masyarakat dijadwal untuk memberikan buka puasa ke masjid selama satu bulan penuh. Mereka secara sukarela bergiliran memberikan takjil ramadhan.

Berbuka puasa bersama-sama memberikan kesan tersendiri bagi kami anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan. Kami sangat menikmati hidangan buka puasa meskipun seadanya sesuai kemampuan masyarakat yang mendapat giliran.

Setelah masuk waktu azan isyak, kami harus bersiap untuk shalat isyak berjamaah dilanjutkan shalat taraweh. Setelah tarweh, adalah tadarus Al-Qur'an lagi sampai jam 11 malam, dan selanjutnya adalah waktunya tidur.

Kegiatan seperti ini sudah jarang sekali kita temukan saat sekarang ini. Anak-anak lebih memilih untuk bermain gadget atau sekedar "ngabuburit" untuk menunggu waktu berbuka.

Tetapi, itulah perkembangan tehnologi yang ada sekarang dan kita tidak bisa menghindarinya. Yang terpenting, anak-anak muda masih berada dalam koridor agama serta tidak melakukan kegiatan yang menyimpang dari agama.

Blitar, 16 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun