Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka, Pengembangan Karakter Sesuai Profil Pelajar Pancasila

16 Februari 2022   20:25 Diperbarui: 16 Februari 2022   20:33 4456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://www.radioidola.com/

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tehnologi ( Nadiem Makarim) meluncurkan Kurikulum baru yang bernama Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini adalah pengganti nama dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Prototipe.

Dengan diluncurkannya kurikulum ini, berarti saat ini ada 3 jenis kurikulum yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.

Yang pertama adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini mengedepankan empat Kompetensi Inti yaitu Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual), Kompetensi Inti 2 (Aspek Sosial), Kompetensi Inti 3 (Aspek Kognitif/pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Aspek Ketrampilan). Ke empat Kompetensi Inti tersebut dijabarkan dalam beberapa Kompetensi Dasar, kemudian bisa dikembangkan dalam beberapa indikator yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

Yang kedua adalah Kurikulum Darurat atau kurikulum yang disederhanakan yaitu kurikulum 2013 yang beberapa Kompetensi dasarnya telah disempurnakan sehingga menjadi lebih padat. Kurikulum ini dapat diterapkan pada kondisi tertentu seperti karena adanya pandemi, adanya bencana alam dan lain-lain. Kurikulum Darurat diluncurkan pada awal 2020, yaitu pada awal pandemi covid 19 mulai masuk ke negeri ini. Kurikulum Darurat belum banyak diterapkan di beberapa satuan pendidikan.

Yang ketiga adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka, memiliki esensi merdeka belajar. Merdeka belajar adalah sebuah konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Anak/peserta didik tidak boleh dipaksa mendalami sesuatu yang tidak menjadi bakat serta minatnya.

Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

  • Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar pancasila.
  • Fokus pada materi esensial yaitu literasi dan numerasi
  • Fleksibitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Merdeka belajar bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul melalui berbagai kebijakan sehingga bisa menguatkan seluruh insan pendidikan, baik untuk pendidik, tenaga pendidik dan para peserta didik.

Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan. Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain:

  • Perbaikan infrastruktur dan tehnologi.
  • Perbaikan kebijakan, prosedur dan pendanaan serta pemberian otonomi bagi satuan pendidikan
  • Perbaikan kepemimpinan, masyarakat dan budaya
  • Perbaikan kurikulum, paedagogi dan assesmen.

Merdeka belajar dibagi menjadi beberapa episode. Episode pertama kebijakan tersebut adalah menghadirkan empat pokok kebijakan yang mengubah paradigma tentang cara lama dalam belajar dan mengajar sehingga bisa tercipta sebuah kemajuan. Pola lama bagi guru dalam mengajar dimana guru sebagai satu-satunya sumber belajar harus mulai dimodifikasi dengan kemerdekaan belajar bagi peserta didik.  

Wujud dari empat pokok kebijakan tersebut antara lain adalah penghapusan Ujian Sekolah Berbasis nasional (USBN) dan mengganti Ujian nasional (UN) menjadi Assesment Nasional (AN). Selain itu ada juga kebijakan terkait dengan penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kebijakan terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang lebih fleksibel.

Menurut pandangan penulis, kurikulum merdeka memiliki beberapa kelebihan, antara lain

1. Lebih sederhana. Karena titik tekan kurikulum merdeka adalah pada materi esensial.

2. Lebih merdeka , baik bagi guru, peserta didik maupun sekolah. Bagi guru karena guru bisa mengajar sesuai perkembangan peserta didik. Bagi peserta didik karena peserta didik bisa memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya. Bagi sekolah karena sekolah memiliki kewenangan untuk mengelola dan mengembangkan kurikulum yang dipakai di sekolah.

3. Lebih interaktif. Pembelajaran berbasis projek memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mengeksplorasi isu-isu yang ada disekitarnya.

Meskipun memiliki kelebihan, kurikulum merdeka juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah:

1. Peserta didik tidak bisa memiliki pengalaman yang lebih luas, karena hanya fokus pada pembelajaran yang esensial.

2. Peserta didik tidak bisa fokus pada satu jurusan (untuk SMA), sehingga akan menyulitkan peserta didik dalam pengambilan jurusan di bangku kuliah.

3. Sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana serta SDM yang memadai akan kesulitan dalam menerapkan kurikulum merdeka.

Dengan diluncurkannya Kurikulum merdeka ini, sebenarnya satuan pendidikan diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang akan diterapkan di masing-masing satuan pendidikan, dan harus disesuaikan dengan kondisi sekolah, kondisi pendidik dan tenaga pendidikan serta kondisi  peserta didik    yaitu menerapkan kurikulum 2013 secara penuh, kurikulum darurat atau kurikulum merdeka.

Apapun kurikulum yang dipakai, satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah kurikulum tersebut harus sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional dan akan membawa kebaikan bagi semua fihak.

Sumber: https://www.kompas.com/

sumber:https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/

Blitar, 16 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun