Inaya sudah sangat mengenal keluarga Farid, meskipun hanya dalam cerita.
Selama dua tahun mereka bersama dalam satu tempat kerja. Sesuatu yang buruk terjadi pada tempat kerja mereka, hingga harus di take over oleh owner yang lain. Owner yang baru memberi kesempatan kepada seluruh karyawan, untuk tetap bekerja bersama mereka atau memilih untuk keluar.
Hingga suatu hari.
"In, aku memutuskan untuk pulang ke Surabaya," ucap Farid suatu pagi.
"Ayah menginginkan aku pulang dan bekerja disana," lanjutnya.
Inaya terdiam. Hingga dipenghujung kebersamaan mereka, tak ada satu komitmenpun terucap.
"Pulanglah, kalau itu memang sudah menjadi tekad dan keputusanmu," jawab Inaya.
"Kamu sendiri bagaimana?,"tanya Farid.
"Aku akan mencoba bertahan untuk sementara waktu dulu. Aku lihat bagaimana nanti," lanjutnya.
Dan benar, keesokan harinya, Farid pamit untuk pulang ke kampung halamannya. Inaya mengantar Farid sampai ke terminal bus kota.
Inaya masih bertahan ditempat kerjanya selama enam bulan. Dan memang, Inaya merasa hari-harinya hampa tanpa ada Farid didekatnya. Komunikasi masih intens mereka lakukan. Mereka masih sering telfon, whatsapp maupun video call.