Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bepergian Naik Bus? Asik Saja Kok...

8 Desember 2021   11:57 Diperbarui: 8 Desember 2021   12:17 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://otomotif.kompas.com/ 

Bus adalah salah satu transportasi umum yang banyak diminati masyarakat. Dikota-kota kecil, tidak ada bus sejenis transjakarta, tetapi yang ada dua jenis bus yang beroperasi, yaitu bus mini (mini bus) dengan kapasitas sekitar 35 orang untuk jarak dekat (antar kota) serta bus besar dengan kapasitas penumpang sekitar 60 orang untuk jarak jauh antar provinsi.

Untuk perjalanan jarak jauh, naik bus bisa menjadi salah satu solusi yang mudah, murah serta meriah. Apalagi, sekarang, armada bus jarak jauh sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas, seperti full AC, full music, full video, free wifi bahkan tak jarang pula yang menyediakan fasilitas selimut, bantal ataupun snack.

Memang, naik bus terkesan kurang berkelas, karena bagi orang yang berduit, mereka lebih nyaman apabila naik travel atau kendaraan pribadi. Tetapi, bagi orang dengan ekonomi menengah ke bawah, naik bus bisa menjadi salah satu pilihan.

Ada beberapa alasan masyarakat lebih memilih naik bus daripada kendaraan umum yang lain, hal itu karena:

1. Tarif bus relatif lebih murah bila dibandingkan dengan kendaraan lain.

2. Karena jumlahnya yang banyak, maka bus akan lewat setiap saat tanpa diatur jadwal atau waktu. Terutama bagi orang yang sedang mengejar waktu, naik bus bisa menjadi salah satu solusi.

3. Jumlah kursi yang banyak, sehingga apabila terpaksa tidak mendapatkan tempat duduk, akan nyaman saja meskipun berdiri.

4. Lebih cepat tiba ditujuan, karena tidak diatur dalam jadwal waktu.

Meskipun banyak yang memilih menggunakan bus, tetapi sebenarnya naik bus memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Sudah menjadi rahasia umum, para sopir bus mengendarai busnya dengan kecepatan yang tinggi (terkesan ugal-ugalan). Hal itu karena mereka mengejar penumpang, sehingga siapa yang lewat terlebih dahulu, dia yang akan mendapat penumpang.

2. Banyak pengamen serta pengemis yang masuk ke bus, sehingga akan sangat mengganggu perjalanan.

3. Kurang aman. Apabila bus sedang penuh sesak, baik penumpang,pedagang asongan maupun pengamen bercampur baur, sehingga terkadang apabila kita tidak waspada, kita bisa kecopetan di dalam bus.

Sewaktu menjadi pelajar dan mahasiswa, saya sering menggunakan bus sebagai alat transportasi sehari-hari. Hal itu saya pilih karena uang saku saya sebagai pelajar dan mahasiswa sangat terbatas. Saat itu, saya sama sekali tidak pernah merasakan takut meskipun sopir bus menyopir dengan kecepatan tinggi. Justru, saya akan merasa dongkol apabila sopir dengan pelan melajukan kendaraannya, karena bisa dipastikan saya bakal terlambat tiba di tempat.

Karena terlalu sering bahkan hampir setiap hari naik bus, saya sangat tahan dan tidak pernah mengalami mabuk perjalanan, meskipun bus dikemudikan dengan ugal-ugalan atau saat melewati jalur yang super ekstrim.

Sebenarnya, sopir bus itu tidak perlu mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi, karena akan banyak resiko yang diterima di tengah perjalanan. Antara lain:

1. Untuk jangka panjang, penumpang akan merasa kapok untuk naik bus yang sama

2. Besar kemungkinan akan mengalami kecelakaan. Secara logika, mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi akan sulit mengontrol laju kendaraan bila terjadi sesuatu secara mendadak.

Banyak kejadian disekitar kita terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh lalainya sopir, baik karena ugal-ugalan maupun karena faktor kerusakan armada.

Sebagai penumpang, ada beberapa harapan dari kami, yaitu:

1. Tidak perlu mengejar waktu, karena bagaimanapun juga, keselamatan penumpang adalah yang utama.

2. Kontrol spare part serta kelaikan mesin kendaraan secara berkala, agar ketika terjadi kendala segera bisa dibenahi.

3. Buat situasi bus menjadi senyaman mungkin. Seperti, jumlah penumpang harus sejumlah tempat duduk yang disediakan.

4. Jangan biarkan pedagang asongan, pengamen maupun pengemis masuk ke dalam bus.

5. Usahakan crew bersikap ramah kepada penumpang.

6. Ketika penumpang hendak turun, jangan dibuat tergesa-gesa. Pastikan penumpang sudah benar-benar turun ketika bus hendak berangkat lagi.

7. Lengapi fasilitas bus.

Apabila bus bisa memenuhi harapan penumpang, maka masyarakat akan kembali antusias untuk naik bus.

Blitar, 8 Desember 2021

Sumber gambar: https://otomotif.kompas.com/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun