Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Mistis Saat Orientasi

29 Oktober 2021   16:37 Diperbarui: 1 November 2021   01:06 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang menumpahkan ASI itu? Kapan? Kalau yang menumpahkan orang, tidaklah mungkin, karena saat itu, kami semua harus mengosongkan ruangan dan harus berada di lapangan. Misalkan kucing,juga tidaklah mungkin, karena gedung  yang digunakan sebagai tempat tidur kami berada jauh dari dari pemukiman penduduk dan sejak kemarinpun kami sama sekali tidak pernah melihat ada kucing yang berkeliaran.

Dan pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya terjawab. Salah satu petugas jaga di ruangan tempat kami tidur, malam harinya bercerita. Dulu, tempat tersebut sebenarnya ada sebuah rumah penduduk. 

Ditempat tersebut dulu terdapat satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak yang masih balita. Anak yang besar berusia sekitar tiga tahun, sedang anak yang kecil masih digendong atau masih berumur 3 bulan.

Entah apa yang menyebabkan hingga akhirnya siibu dan kedua anaknya tersebut meninggal dunia secara tragis. Cerita yang berkembang dari satu orang dengan yang lain berbeda-beda. Ada yang bilang karena kecelakaan, ada yang bilang karena dibunuh suaminya sendiri karena suami punya selingkuhan dan lain-lain.

Hingga sampai sekarang, roh siibu bersama kedua anaknya sering mendatangi ruangan tersebut, karena tempat itu dulu tepat sebagai kamar mereka. 

Banyak orang melihat mereka bertiga sedang menangis dipojok ruangan juga ada yang melihat mereka sedang tidur bertiga, bahkan ada orang yang tidur ditempat tersebut, dipindahkan keluar selanjutnya tempat tidurnya digunakan untuk mereka bertiga tidur. Ah, mengingat hal itu, saya sering merasa merinding.

Setelah pak penjaga ruangan menceritakan hal tersebut, kami semua jadi merasa ketakutan. Sepanjang malam kami semua tidak bisa tidur. Perbincangan kami tidak lepas dari kisah siibu dan kedua anaknya yang sering muncul ke dunia nyata. Tiba-tiba.....jam setengah dua dini hari, lampu ruangan kami tidur mati. 

Gelap sekali. Tidak ada suara sama sekali. Samar-samar kami mendengar suara tangisan bayi di pojok ruangan. Sebentar kemudian, ada suara ibu yang sedang menenangkan bayi yang sedang menangis sambil bernyanyi kecil. Kami semua terdiam tak berani bersuara dalam kegelapan malam. 

Mata sayapun saya pejamkan sambil melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an, karena memang tidak ada yang bisa kami lakukan selain diam. Mau menyalakan senter HPpun tidak berani. 

Kami takut, akan melihat sosok yanng menyeramkan dikamar kami. Setelah selama sekitar setengah jam lampu padam, akhirnya lampupun kembali menyala. 

Lega rasanya. Tak ada apa-apa. Kami semua bergegas mengecek pojok asal suara saat lampu padam tadi. Ada bekas tanah yang masih basah disana, karena memang malam itu sedang hujan gerimis. Tambah merinding rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun