Mohon tunggu...
Srielen Pomulu
Srielen Pomulu Mohon Tunggu... Penulis - Habis Tinta

Biodata Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Harus Door to Door?

8 Februari 2020   22:59 Diperbarui: 15 Juni 2020   15:19 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kemudian saya menghubungkan kedewasaan organisasi dengan door to door, karena menurut saya dalam proses door to door soft skill kita akan lebih ter-asah, soft skill sendiri sangat kita butuhkan ketika kita berhadapan dengan problem-problem yang akan terjadi. 

Saat door to door kita akan belajar memahami berbagai karakter berbeda dari masing-masing orang, kita akang belajar sabar terhadap penolakan-penolakan yang kita terima dari masyarakat, kita akan belajar bagaimana cara untuk menarik perhatian masyarakat terhadap apa yang kita tawarkan. Hal-hal yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang ini sebenarnya adalah latihan untuk mendewasakan kita dalam menghadapi situasi-situasi sulit yang yang mengharuskan kita mempunyai kesabaran ekstra serta kemampuan untuk memahami situasi dan kondisi.

"Setahap demi setahap, selangkah demi selangkah. Walau lama kita memang perlu menikmati proses yang ada sebagai bekal untuk proses selanjutnya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun