DI BAB KEDUAÂ Buku ini membahas mengenai Sebuah Filosofi yang Realistis.
Mungkin banyak orang beranggapan bahwa buku filsafat itu sangat bertentangan dengan islam ataupun agama tertentu selain semua nya bersifat semu dan semua pandangan nya sangat bertentangan dengan Alam, namun tidak demikian dengan buku Filosofi Teras meskipun bagian dari sebuah filsafat atau sering disebut Stoisisme namun buku ini sangat relevan dengan kondisi manusia zaman sekarang. Dan sebagai sebuah filsafat Stoisisme bisa melengkapi cara kita menjalani hidup meskipun Stoisisme juga bukan agama kepercayaan.Â
Stoisisme mengandung banyak ajaran dan nilai-nilai universal yang sering kita dengar dari filosofi lainnya, baik nilai budaya maupun agama.Â
Selain itu tujuan dari Filosofi Teras yaitu meskipun kita hidup dengan segala emosi negatif namun bisa untuk dikendalikan, dan hidup dengan kebajikan (virtue /arte) atau bagaimana kita hidup dengan sebaik-baik nya manusia.
DI BAB KETIGA ini membahas Hidup Selaras dengan Alam. Dapat disimpulkan bahwa jika manusia ingin menginginkan hidup yang lebih baik maka manusia harus hidup selaras dengan alam.Â
Hidup selaras dengan Alam yang dimaksud yaitu kita harus sebaik-baiknya menggunakan nalar, akal sehat, rasio, karena itulah yang membedakan manusia dengan hewan.Â
Filosofi Teras percaya bahwa segala sesuatu di Alam ini saling terkait (Interconnected), termasuk yang di dalamnya dan segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita.Â
Melawan atau mengingkari apa yang telah terjadi artinya keluar dari keselarasan dengan Alam. Dan keluar dari keselarasan dengan Alam adalah pangkal dari sebuah ketidakbahagiaan.
DI BAB KEEMPAT Ada Dikotomi Kendali yang dapat disimpulkan untuk belajar tidak mengingini hal-hal yang diluar kendali. Karena segala hal diluar kendali kita adalah indifferent, tidak berpengaruh terhadap baik tidaknya hidup kita.Â
Sebagian dari indifferent ini lebih diinginkan (preferred), sebagian lagi tidak diinginkan (unpreferred). Tetap waspada dengan Tirani Opini orang lain akan hidup kita.Â
Mengerti dikotomi kendali tidak sama dengan pasrah pada nasib. Baik tidaknya hidup kita hanya bisa dinilai dari hal-hal dibawah kendali kita. Iya meskipun kita tahu bahwa Kekayaan, Kesehatan, Kecantikan, Ketenaran, bisa kita usahakan, namun tidak menjamin untuk tidak diambil dari hidup kita karena semua itu hanyalah sebuah titipan yang kapan pun bisa diambil kepada sang pemiliknya. Â