Lawrence Kohlberg
Siapa yang tidak kenal Lowrence Kohlberg? Seorang psikologi terkenal dari New York yang terlahir pada tanggal 25 Oktober 1927 dan meninggal pada 19 Januari 1987 yaitu bertepatan pada umur 59 tahun. Di masanya ia Kohlberg pernah memiliki beberapa pengalaman yang istimewa.Â
Kohlberg pernah menjabat sebagai profesor di sebuah Universitas yang terkenal yaitu Universitas Chicago dan Universitas Harvard. Dalam perjalanan Kohlberg menempuh studi, beliau dikenal dengan teorinya dalam pendidikan moral dan penalaran. Lowrence Kohlberg menjadi pengikut dari teori perkembangan kognitif yang terkenal yaitu Jean Piaget. Yang sama halnya seorang psikolog terkenal.
Di masa kecilnya, Lawrence Kohlberg terlahir di dalam lingkup keluarga kaya. Kahlberg di sekolahkan di sebuah sekolah swasta yang terkenal. Di sana, Kahlberg menempuh pendidikan SMA bersama teman-temannya. Setelah lulus SMA, Kohlberg mendaftar sebagai teknisi ahli mesin di kapal perang.Â
Banyak kejadian dan peristiwa yang dialami dalam kehidupannya di kapal perang itu. Salah satunya, Kohlberg dan teman-temannya saling bekerja sama dalam menolong dan membantu kawanan Yahudi yang ingin keluar Eropa ke Palestina. Dengan kerja sama antar teman, loloslah orang-orang Yahudi itu dengan diselundupkannya mereka ke sebuah kapal kargo.
Beberapa Kohlberg di dalam dunia perang, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi di dunia perkuliahan dengan yang ketika itu di mulai dari masuknya di Universitas Chicago. Dalam proses seleksinya, Kohlberg mendapatkan nilai tinggi dari yang lain. Dalam menenmpuh pendidikan, Kohlberg mampu menyelesaikannya dalam waktu satu tahun dengan perolehan gelar sarja dalam psikologi.Â
Dalam melasanakn belajarnya, Kahlberg tetap semangat dalam menekuninya agar mampu mencapai gelar pasca sarjananya. Kohlberg mendalami beberapa  bagian penting dalam diri anak-anak dalam penalaran moralnya. Disamping itu Kohlberg juga mendalami karya-karya Jean Piaget yang terkenal waktu itu. Dari situlah muncul karya-karyanya dalam bagian penalaran moral dalam diri anak-anak yang di samping itu Kohlberg telah menyandang gelar doctor di tahun 1958.
Hal itu membuatnya terjun dalam dunia pendidikan dan mulai mengajar anak-anak pada tahun 1962 di Universitas Chicago di bagian perkembangan manusia. Kohlberg memulai dengan yakin dan memperpanjang mengajar hingga dua tahun selama di Chicago.Â
Di usianya yang sudah mapan dan masih tetap melakukan studinya, Kohlberg tetap mengajar hingga menikah di umur 40 tahun dan dikaruniai dua orang anak. Setelah itu Kohlberg melanjutkan studinya di Universitas Harvard. Disamping itu Kohlberg juga menyandang gelar profesor dan mengambil bidang psikologi social di sana.
Ketika Kohlberg menempuh pendidikannya, diadakanlah suatu kunjungan belajar sebagai pelengkap mengajarnya. Kunjungan itu bertempat di Israel yang dilaksanakan pada tahun 1969. Dari kunjungan tersebut Kohlberg memandang bahwa di sana perkembangan moral yang ada lebih baik dari mereka yang tidak tinggal di wilaya itu.Â
Hal ini membuat Kohlberg berpikir untuk melakukan penelitian yang sesuai, hal itu membuatnya tergerak mendirikan sekolah baru yang bernama Sekolah Cluster. Di dalam sekolah itu Kohlberg mengelolanya untuk dijadikan sebagai sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat siswa-siswa yang dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.Â
Sebuah system yang mengatur di dalamnya, Kohlberg menerapkan system demokrasi yang setiap pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dari sinilah dimulailah penelitian Kohlberg yang mana Kohlberg mendalami tahapan-tahapan moral dalam anak-anak dan bagaimana cara anak melakukannya dengan baik dan sesuai dengan tahapannya dan segala jenis tahapan.
Kohlberg dalam tahapannya memahami dan meniliti perkembangan moral dalam diri anak-anak berdasarkan kematangan seseorang, antara lain pra-konvesional, konvesinonal, dan pasca konvesional.
A. Tingkat Pra-Konvesional
Pada tingkat ini dimulai dari umur 4 hingga 10 tahun yang bisa dibilang perilaku anak yang tunduk pada kendala eksternal. Hal ini terbagi menjadi dua stage yaitu:
Stage 1: Orientasi pada Kepatuhan dan Hukuman
Anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah atau reward dan anak tidak melanggar aturan karena takut atas ancaman dan hukuman.
Stage 2: Instrumental Relativis
Anak lebih berorientasi pada prinsip kesenangan dan perbuatan yang dinilai apabila perbuatan tersebut dapat memahami kebutuhan atau kepuasaan diri pada anak.
B. Tingkat Konvesional
Pada tingkat ini dimulai dari umur 10 hingga 13 tahun. Tahap di mana individu mulai sadar bahwa moral merupakan suatu kebutuhan hidup dalam masyarakat.
Stage 3: Orientasi Mengenai Anak yang Baik
Anak melakukan perbuatan yang dapat dinilai orang lain seperti perbuatan suka menolong terhadap sesama dan perbuatan menilai untuk menyenangkan orang lain.
Stage 4: Mempertahankan Norma-norma Sosial
Anak menyadari kewajiban untuk melaksanakan norma-norma yang ada dan mempertahankan keberadaan di lingkungannya.
C. Tingkat Pasca Konvensional
Tahap dimana individu mendasarkan penilaian moral pada prinsip yang benar.
Stage 5: Orientasi Kontrol Sosial
Perjanjian antara individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya seseorang melaksanakan  kewajiban yang sesuai dengan tuntutan norma social maka ia berharap akan mendapat perlindungan dari masyarakat.
Stage 6: Prinsip Universal
Pada bagian ini ada norma etis dan pribadi yang bersifat subjektif. Artinya seseorang membrikan penilaian, apakah suatu perbuatan tersebut ada yang baik atau tidak ada yang baik, bermoral atau tidak bermoral.
Tahapan konvesional merupakan merupakan tahapan paling penting dalam membentuk moral seseorang yang akan mempengaruhi perilaku moralnya hingga dewasa. Seseorang yang tidak mendapatkan pondasi moral yang baik sejak tahap pra-konvesional akan memiliki perilaku yang buruk hingga dewasa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kahlberg yaitu tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Hal ini yang akan menentukan bagaimana seseorang nantinya menyangkut dengan moralnya.
Menurut Kohlberg ada 6 tahapan perkembangan moral yang dapat teridentifikasi, hal ini didasarkan pada teorinya yang berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis.Terpaut dengan kondisi lingkungan yang pastinya memiliki dasar etisnya sendiri. Â Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif.Â
Dari teori Piaget yang telah dikenal dengan tahapan-tahapan konstruktifnya, dapat memunculkan hal baru yang sangat bermanfaat. Perkembangan moral yang ada pada setiap diri individu berbeda-beda. Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan selama berlangsung.Â
Semua yang ada menjadi dasar teori Kahlberg menyadarkan bagi para tiap-tiap individu, sebetulnya apa moral itu dan apa pentingnya moral itu. Karena yang diharapkan tiap-tiap orang agar mampu menjadi orang yang baik.
Ada beberapa hal yang dapat mengembangkan moral anak yaitu pendidikan moral yang diajari sejak dini, memberikan perhatian penuh pada anak, dan mendidik anak dengan penuh kasih dan sayang serta dengan saling peduli antar sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H