Mohon tunggu...
Sri Budiarsih
Sri Budiarsih Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana UPGRIS Semarang

Saya seorang mahasiswa Pascasarjana UPGRIS sekaligus sebagai guru SMP. Membaca dan traveling kuliner merupakan kesenanganku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melatih Berpikir Kristis Siswa Dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

14 Juni 2024   14:26 Diperbarui: 14 Juni 2024   14:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, dalam tema "Perubahan Iklim", siswa dapat mempelajari aspek-aspek seperti sains, teknologi, ekonomi, sosial, dan politik yang terkait dengan isu tersebut. Mereka tidak hanya mempelajari fakta-fakta, tetapi juga dilatih untuk menganalisis hubungan antara berbagai faktor, mengevaluasi dampak, serta mencari solusi yang komprehensif.

Pembelajaran tematik juga mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, seperti kemampuan mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Selain itu, siswa juga dilatih untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang kompleks.

Dengan demikian, Pembelajaran Tematik Terintegrasi dalam Projek P5 Kurikulum Merdeka dapat menjadi wadah yang efektif untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada diri siswa. Pendekatan pembelajaran yang holistik dan kontekstual ini memungkinkan siswa untuk memahami masalah secara komprehensif dan mengembangkan solusi yang inovatif.

Asesmen Otentik merupakan pilar terakhir dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka. Asesmen Otentik adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata, bukan hanya kemampuan menghafal.

Dalam Asesmen Otentik, siswa ditantang untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis mereka. Bentuk penilaian dapat berupa proyek, portofolio, presentasi, atau studi kasus yang membutuhkan analisis mendalam, evaluasi, dan pemecahan masalah.

Misalnya, dalam penilaian proyek, siswa diminta untuk merancang solusi inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan di sekitar sekolah. Mereka harus mengumpulkan data, menganalisis informasi, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan mengembangkan rencana tindakan yang efektif.

Melalui Asesmen Otentik, siswa tidak hanya mendemonstrasikan penguasaan materi, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan abad 21 lainnya. Guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong siswa untuk terus mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Dengan demikian, Asesmen Otentik dalam Projek P5 Kurikulum Merdeka menjadi alat yang efektif untuk mengevaluasi dan memperkuat kemampuan berpikir kritis siswa secara komprehensif. Penilaian yang berfokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks nyata akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan di abad 21.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada diri siswa. Melalui Penguatan Pendidikan Karakter, Literasi, Keterampilan Abad 21, Pembelajaran Tematik Terintegrasi, dan Asesmen Otentik, siswa dilatih untuk menganalisis informasi, mengevaluasi sudut pandang yang berbeda, dan memecahkan masalah secara sistematis.

Dengan memadukan berbagai komponen P5, Kurikulum Merdeka menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Proses pembelajaran yang terpadu dan kontekstual memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di abad 21.

Melalui implementasi Projek P5 dalam Kurikulum Merdeka yang berfokus pada pengembangan berpikir kritis, Indonesia dapat mempersiapkan generasi muda yang mampu menghadapi kompleksitas permasalahan global dan memberikan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan cita-cita memiliki generasi penerus yang berkarakter kuat, berwawasan luas, dan berpikir kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun