"Kalau tidak salah kita sudah menyumbang sekitar 4%, andil pemerintah NTB," tuturnya.
Menurutnya, tidak hanya menolak daging impor, tetapi persoalannya juga, karena berdasarkan hasil dari temuan dilakukan, jika daging yang beredar di pasar-pasar tradisional di NTB ini merupakan daging kerbau berasal dari India. "Dari hasil yang kami lakukan ternyata dari WHO mengatakan bahwa kerbau India ini belum bebas dari penyakit mulut dan kuku. Hal ini bisa beresiko terhadap kesehatan masyarakat," terang dia.
Untuk oleh sebab itu, pihaknya tak menginginkan hal ini terjadi, sehingga mereka menolak daging sapi impor masuk NTB. Mengingat tidak hanya merugikan peternak kecil saja, tetapi juga terhadap masyarakat di NTB.