Mohon tunggu...
Sri Nopiyanti
Sri Nopiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - akun ini merupakan tempat untuk berbagi ilmu

in a world of worriers, be the warior

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Model Pembelajaran "Flipped Clasroom" Untuk Menciptakan Literasi yang Menyenangkan

30 September 2021   18:25 Diperbarui: 30 September 2021   18:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada September 2021 Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) gelombang 2 secara online. Kegiatan KKN-T ini dilaksanakan secara virtual (daring) karena keadaan Indonesia yang masih dalam suasana pandemic covid-19, Hal itu juga, menyebabkan kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara daring. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui bahwa kemampuan literasi digital di Indonesia belum menyebar secara rata ke semua kalangan daerah yang cukup terpelosok. Hal itu menyebabkan banyak sekolah yang kurang memanfaatkan dan mengolah teknologi dengan maksimal sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.

Pembicaraan mengenai kemampuan literasi sudah sangat ramai diperbincangkan. Hal itu karena tingkat kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat ke-3 dari akhir menurut penelitian yang dilaksanakan oleh PISA, yang mana menjadi tugas penting bagi setiap orang untuk meningkatkan kemampuan literasi di Indonesia. 

Berbicara literasi dikalangan sekolah dasar, pasti kita akan menemukan tingkat kemampuan yang bervariatif. 

Oleh karena itu penting bagi seorang pendidik untuk memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam meningkatkan kemampuan belajarnya sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi tugas menanamkan literasi kepada anak bukanlah tugas pihak sekolah saja, melainkan perlunya ikut serta orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan literasi yang ideal, sehingga dapat menyokong berjalanya gerakan literasi baik di Sekolah, rumah dan masyarakat. 

Dari Masalah yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa rendahnya kemampuan literasi siswa SD di Indonesia, disebabkan kurangnya lingkungan yang ideal bagi siswa untuk melaksanakan pembelajaran.

Maka dari itu sehubung dengan tema KKN-T gelombang 2 yaitu “Program Literasi”, salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Sri Nopiyanti dengan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, melaksanakan kegiatan KKN-T di SDN Mulyasejati III, yang terletak di desa mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. 

Kegiatan  dilakukan dengan tujuan mengatasi masalah yang telah dibahas sebelumnya, yaitu dengan penerapan model pembelajaran “Flipped Classroom” yang mana sistem pembelajaran terjadi secara synchronous dan asynchronous, dengan memanfaatkan media digital yang mendukung pembelajaran daring seperti video Youtube, Edpuzzle, Quizziz, Kahoot, dan game edukasi yaitu Learning Apps yang mana bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran dan pemberian bahan ajar secara asynchronous melalui whatsapp group.

 Model pembelajaran “Flipped Classroom” yaitu model pembelajaran yang berbeda dengan semestinya, yang mana pembelajaran di kelas lebih fokus kepada penerapan teori yang telah diberikan oleh guru sebelum memulai pembelajaran secara Asynchronous, dan lebih menekankan kepada interaksi antara siswa dan guru secara langsung (Synchronous),  bisa di sebut “Kelas terbalik”.

Dalam penerapan model pembelajaran ini terdapat banyak sekali hambatan, antara lain kurangnya fasilitas yang memadai kegiatan pembelajaran secara daring, seperti beberapa orang tua siswa yang tidak memiliki Android, jaringan yang kurang stabil, keterbatasan kuota internet, serta rendahnya kemampuan literasi digital orang tua. 

Model pembelajaran “Flipped Classroom” tidak terealisasikan secara merata di Kelas 3 SDN Mulyasejati III, dikarnakan beberapa hambatan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan model “Flipped Classroom”  ini memerlukan kerjasama antara orang tua dan guru. Hal ini bisa dengan cara guru memberikan kepada orang tua sebelum memulai menerapkan model pembelajaran “Flipped Classroom”, karena seperti yang kita ketahui banyak orang tua siswa yang tidak memiliki kemampuan literasi digital.

Kurangnya fasilitas yang memadai membuat pelaksanaan pembelajaran di SDN Mulyasejati dilaksanakan secara home visit dengan pembagian sesuai zonasi/tempat tinggalnya untuk membatasi pertemuan secara berkelompok. 

Namun ada beberapa kelompok yang melaksanakan pembelajarannya full online dengan menggunakan vidio call whatsapp. 

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran “Flipped Classroom” sedikit terjadi peningkatan dari kemampuan literasi baca tulis siswa walaupun tidak secara signifikan, hal ini terjadi karena pelaksanaannya belum terlalu lama dan beberapa hambatan.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasanya kemampuan literasi anak harus disokong oleh berbagai pihak, karena kemampuan literasi anak bisa terbentuk dengan adanya lingkungan yang ideal dan menyenangkan. 

Selain itu dalam penerapan model pembelajaran “Flipped Classroom” harus ada kemampuan mengolah dan memanfaatkan media teknologi, serta komunikasi yang baik dengan orang tua untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran siswa.

Penulis:

Sri Nopiyanti, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta.

Rizki Hikmawan, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 60

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun