"Bukan hanya ikan kecil dan kodok, ikan ini mampu memakan anak buaya sampai habis sebadan," Pak Mane balas menggoda istrinya yang tampak ketakutan.
"Ahhh... yang benar katamu Pak. Aku tidak mau makan ikan ini..." Bu Mane mendorong baskom itu dari hadapannya. Tawa Pak Mane bertambah kencang.
"Aku hanya bercanda Bu, sejak tadi tampangmu serius sekali."
"Bapak ini, becanda wae, saya kan takut mendengarnya. Baru kali ini saya membersihkan ikan monster. Ukuran sisiknya gede, nyaris sebesar koin seratus rupiah kuningan jadul. Insangnya hitam, juga isi perutnya warna hitam pekat bercampur gumpalan mirip bulu hewan. Jangan-jangan sebelum mati, ikan ini sudah memangsa kucing atau anjing."
"Hus... sembarangan saja. Mana ada kucing atau anjing berenang di sungai. Sekarang dekatkan baskom itu supaya aku membakar ikan ini. Perutku sudah lapar sekali. Kamu siapkan nasi dan lauknya," Pak Mane segera menaruh ikan itu di atas panggangan dengan bara menyala merah pekat. Â Bau harum bumbu ikan menguar memenuhi penciuman. Saat bersamaan, kedua putri Pak Mane bernama Sumi dan Lila datang menghampiri orang tuanya. Mereka sangat terkejut melihat ikan tersebut.
"Ini ikan apa Pak? Mukanya seperti setan, aku takut melihatnya," teriak putri bungsu Pak Mane yang bernama Lila. Sumi bergidik ngeri melihat mulut ikan yang bergigi runcing.
"Ini ikan dari sungai yang mengalir di gunung. Bapak bawa kemarin dari kamp," Pak Mane menjelaskan pada kedua anaknya.
"Kenapa tampangnya sangat menyeramkan? Jangan-jangan ikan ini makan katak atau kadal air," celoteh Sumi.
"Hus... sembarangan saja. Daripada kalian terus shudzon terhadap ikan ini, lebih baik kalian ke dalam membantu Ibu menyiapkan makanan. Perut Bapak sudah sangat lapar," Pak Mane menyuruh kedua putrinya membantu sang istri di dapur dan dia menyelesaikan membakar ikan. Saat itu adalah malam pergantian tahun sehingga banyak sekali kembang api indah terlihat di angkasa. Akhirnya ikan bakar matang sempurna. Mereka makan ikan bakar itu bersama dengan beberapa orang tetangga. Rasa ikan itu sangat lezat, dagingnya putih terasa gurih, juicy dan manis. Tanpa menunggu lama, ikan itu telah tandas dan tinggal tulangnya teronggok di piring.
*
Keesokan harinya saat bangun pagi, keluarga Pak Mane dilanda kehebohan karena mendengar teriakan sang istri.