"Kendalikan dirimu Draven, jangan membuat gerakan mencurigakan. Aku tidak mau rencanaku hancur karena ketololanmu," Madame Morwenna berbisik ke telinga si lelaki dan menghentak lengannya dengan keras. Terlihat kilauan sepasang taring nan tajam di sudut mulut perempuan yang dipanggil dengan nama Madame Morwenna Nocturna, garis keturunan ke lima silsilah penguasa House of Morvath, tempat Pumpkin diterima bekerja. Kedua orang itu telah berdiri di belakang Pumpkin. Draven mendehem, dia segera menyodorkan makanan dan minuman yang dipegangnya. Setelah mengucapkan terima kasih, Pumpkin segera berjalan menuju ke bangku yang berada di bawah sebuah pohon. Penuh kenikmatan, dia menyantap sandwich berisi daging kalkun, keju, irisan tomat dan lelehan saus buah peach untuk melepaskan rasa laparnya. Kenikmatan itu diakhiri dengan tegukan sebotol air dingin membasahi kerongkongan. Pumpin mendesah penuh rasa puas. Dia berjalan perlahan mendekati Draven dan Madame Morwenna untuk menerima titah selanjutnya.
"Ini adalah Madame Morwenna Nocturna, pemilik House of Morvath," Draven memperkenalkan majikannya kepada Pumpkin. Gadis itu terlihat ragu menyalami jemari tangan Madame Morwenna yang kukunya dipoles kuteks hitam. Jarinya terlihat mulus, ramping dan berwarna pucat kebiruan. Perempuan itu memakai kaca mata hitam yang bingkainya bertabur kristal Swarovski nan indah kemilau. Sang penguasa House of Morvath tampak elegan namun terasa sangat menyeramkan berada di dekatnya. Pumpkin dapat merasakan desah nafas Madame Morwenna menyentuh leher jenjangnya. Terasa dingin es dan sangat menyakitkan bagaikan tergores pecahan kaca.
"Selamat datang Pumpkin. Kamu diterima bekerja di sini, kamarmu berada di sana, ini kuncinya. Teruslah bekerja yang rajin. Semakin kamu tenang menjalankan tugasmu, selalu tersedia upah menarik untukmu. Jika kamu terlalu banyak omong dan melanggar aturan yang telah kutetapkan, kamu akan kukirim ke tempat yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya," Madame Morwenna memberikan amplop tebal dan menyeringai aneh. Kedua orang itu berbalik dan berlari cepat di bawah terik matahari menuju ke dalam rumah. Perilaku aneh ini meninggalkan segudang tanda tanya di kepala Pumpkin. Namun dia tiba-tiba ingat pesan Madame Morwenna. Dia membuang semua imajinasi salah dalam pikirannya dan membuka amplop yang berada dalam genggaman. Pumpkin tersenyum lebar melihat segepok uang yang dapat digunakan menyambung hidupnya.
"Siapapun kamu dan dari dunia manapun kamu berasal, kuucapkan banyak terima kasih karena telah menyelamatkan hidupku untuk hari-hari mendatang," Pumpkin menyimpan amplop itu ke dalam tasnya. Dia merasa berbahagia telah menemukan tempatnya menyambung hidup. Kunci yang telah berada dalam genggaman memicu langkahnya menuju ke paviliun kecil yang ditunjukkan oleh Madame Morwenna (srn).
*Sanguinette -- Gabungan dari kata "sanguine" (berkaitan dengan darah) dan akhiran feminin "ette", memberi kesan pelayan yang berhubungan erat dengan darah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H