Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[2] Di Balik Pintu Kematian: Namamu Margo atau Mango?

14 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Cing, namamu Margo atau Mango?" (Sri NurAminah, April 2013)

“Ayah… Ibu… mengapa engkau tega meninggalkan aku,” Himeko terpekik jerit dan tidak sadarkan diri.

*******

           

Aroma tajam Eucalyptus sukses membangunkan Himeko dari pingsannya.

“Syukurlah kamu telah siuman,” dilihatnya seorang perempuan mengompres keningnya dengan air hangat. Setengah menghentak, perempuan itu membersihkan luka baret yang terdapat di wajah dan lengan Himeko. Gadis itu meringis kesakitan namun diam setelah dipelototi oleh sepasang mata tajam bak elang.

“Dimana aku berada?”

“Tenanglah, kamu berada di rumahku. Aku yang bertanggung jawab penuh terhadap keselamatanmu. Panggil aku Mr. Augusta dan ini istriku, Margo Augusta” lelaki itu menunjuk perempuan berambut hitam yang sedang membersihkan luka Himeko. Wajahnya merengut masam saat Mr. Augusta menyebut namanya.

“Aku harus pergi menemui Zarek Nocturne sekarang juga. Dia harus membayar mahal kematian kedua orang tuaku.”

“Kamu jangan pergi ke sana. Tempat Zarek Nocturne sangat berbahaya,” Mr. Augusta melarang keinginan Himeko.

“Aku harus membalas dendam kematian Ayah dan Ibuku.”

“Jika kamu mau ke tempat Zarek Nocturne, silahkan pergi sekarang.  Aku tidak mau membuang waktuku mengurus manusia tidak berguna,"  perempuan yang dipanggil Margo Augusta menunjuk jijik kemeja Himeko yang penuh lumuran darah hitam. Wajahnya terlihat dingin membeku. Himeko memegang perutnya yang terasa sangat nyeri. Dirasakannya cairan panas mengalir dari sela-sela bibirnya dan diusap dengan telapak tangannya. Alangkah terkejutnya Himeko melihat cairan hitam kembali keluar dari mulutnya. Cairan itu juga menyebabkan tenggorokannya terasa sangat panas bagai disiram minyak mendidih. Dia segera memuntahkan beberapa gumpalan darah hitam yang menghalangi pernafasannya. Bola darah itu bergerak liar di lantai bagaikan ikan yang menggelepar di atas daratan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun