Urbanisasi secara cepat menyebabkan berkurangnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan menjadi perumahan dan menghilangnya kearifan lokal.Â
Hutan semakin langka karena maraknya pembalakan liar menyebabkan perubahan iklim mengancam produksi pangan dengan kehadiran serangga hama kebal dengan semprotan pestisida.Â
Selain itu, penangkapan ikan secara tidak terkendali dan menggunakan pukat harimau sangat mengancam keanekaragaman hayati yang hidup di lautan.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa akulturasi budaya secara global menyebabkan pola konsumsi masyarakat menjadi semakin homogen, dengan meningkatnya ketergantungan pada makanan berbasis terigu dan beras yang berpotensi mengurangi keanekaragaman makanan lokal.
Ketergantungan ini menyebabkan Indonesia harus mengimpor terigu sebagai bahan baku pembuatan roti, pasta, cake dan lain-lain.
Di dalam upaya meningkatkan diversifikasi pangan, sangat perlu mempromosikan kembali makanan lokal dan teknik pertanian tradisional berbasis kearifan lokal ramah lingkungan. Beberapa strategi dapat diterapkan yaitu:
1) Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman pangan dengan memanfaatkan boga bahari dan praktik pertanian berkelanjutan. Program yang mengintegrasikan pengetahuan lokal dengan ilmu pertanian modern dapat membantu memperkuat ketahanan pangan.
Contohnya adalah: terdapat mitos melarang anak kecil makan ikan karena menyebabkan cacingan. Mitos ini berpotensi menyebabkan malnutrisi untuk anak tumbuh kembang karena daging ikan mengandung Omega 3 yang sangat baik untuk pertumbuhan otak;
2) Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan, termasuk insentif untuk petani yang menerapkan praktik ramah lingkungan. Kebijakan ini harus memperhatikan keanekaragaman lokal dan kebutuhan masyarakat;
3) Memberikan dukungan kepada petani lokal untuk melestarikan dan mengembangkan varietas tanaman lokal. Tersedia pasar lokal dapat membantu petani menjual produk hasil panen dan meningkatkan pendapatan;
4) Mengenalkan aneka pangan lokal kepada anak-anak sekolah dengan cara sekali dalam seminggu para siswa membawa bekal dari rumah dan dimakan bersama teman-temannya di dalam kelas;