Saya mempunyai sebuah akun di Instagram. Setiap kali saya membuka platform tersebut, postingan yang mampir di beranda saya kebanyakan bercerita tentang kucing, hewan berbulu yang menjadi peliharaan di rumah. Â
Hewan dengan cakar dan taring ini sungguh luar biasa indah dengan sepasang bola mata tajam, suara mendesah manja, bulu yang terurai  membuat hati menjadi gemas ingin menggendong dan menguyel-uyel perutnya.Â
Yang membuat hati saya bertambah miris jika menjumpai postingan online yang mengabarkan tentang kucing jalanan yang tertabrak kendaraan, menderita tumor di bagian tubuhnya atau mati karena terinfeksi penyakit mematikan, contohnya panleu.Â
Selain anjing, hamster dan burung berkicau, kucing merupakan hewan peliharaan paling populer di Indonesia. Nyaris setiap rumah mempunyai kucing  yang seringkali diperlakukan bagai  anak kandung.Â
Setelah ditilik manfaat jangka panjangnya terhadap keberadaan hewan berbulu dan berkaki empat yang menjadi kesayangan Rasulullah SAW, Â ternyata memelihara kucing dapat menimbulkan rasa relaks, Â berpotensi memberikan sugesti positif sehingga penyakit cepat sembuh.Â
Namun tidak semua orang menyukai berdekatan dengan kucing. Seringkali anabul ini dihindari oleh orang yang menderita alergi terhadap bulu kucing. Yang lebih menyeramkan lagi, saat seekor kucing tertangkap basah mencuri makanan, hukuman yang diberikan sungguh luar biasa menyakitkan.Â
Saya pernah melihat seekor kucing jantan dengan kulit punggung terkelupas lebar, memperlihatkan gumpalan daging berwarna merah dan basah. Menurut cerita orang yang menahu sejarah kelam si kucing, katanya luka itu diakibatkan kucing itu disiram air panas sampai kulitnya terkelupas.Â
Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sehingga mendapatkan hukuman demikian berat. Ya Allah, sungguh kejam hukuman yang diberikan oleh oknum itu terhadap seekor kucing. Â
Seekor kucing mencuri makanan karena adanya dorongan rasa lapar. Induk kucing liar  yang harus menyusui anaknya sangat rentan menderita kekurangan gizi dan menjadikannya ingin selalu mencuri makanan untuk bertahan hidup.Â
Seringkali seekor induk kucing masih rela mencarikan makan walaupun anaknya sudah dapat mandiri dan mencari makanan sendiri. Kucing adalah hewan yang volume otaknya lebih kecil dari otak milik manusia, tercipta  tanpa akal yang dapat berpikir seperti manusia.Â
Namun demikian, Allah Subhana Wa Ta'ala menganugerahkan kucing dengan insting tajam dan mampu mendeteksi adanya makanan yang dapat dikonsumsi untuk mengganjal perutnya.Â
Kepandaian kucing dalam mendeteksi tikus menjadikan hewan ini menjadi peliharaan favorit petani untuk menjaga lumbung padinya dari serangan hewan pengerat.
kruntelan (berdempet). Saat saya masih berstatus mahasiswa S2 di IPB Bogor, anak-anak saya masih berumur 2 dan 3 tahun.Â
Saya ingin membagikan sebuah cerita lucu terkait dengan kebiasaan kucing yang suka tidur secaraRumah kontrakan yang kami sewa tidak menyediakan perabot sehingga setiap malam kami tidur 'kruntelan' di atas kasur. Udara dingin Bogor yang dijuluki Kota Hujan memang tidak terasa kalau tidurnya dengan cara berdempetan mirip kucing.Â
Saat Ayah dan Ibu saya datang berkunjung, sambil tertawa mereka mengatakan bahwa kebiasaan tidur kami secara kruntelan sangat mirip dengan kebiasaan kucing di rumahnya.Â
Saya juga memelihara seekor kucing jantan di Bogor, namanya Huba. Saya merasa sangat sedih karena harus meninggalkan Huba saat studi saya telah selesai dan pulang ke Makassar.
cat lovers, kematian seekor kucing adalah hal biasa karena masih banyak kucing lain yang dapat diadopsi sebagai penggantinya.Â
Satu momen yang paling menyedihkan, saya harus mengikhlaskan kematian Wowo, Mukkun dan kucing lainnya yang telah lama saya pelihara. Bagi nonDulunya saya menganggap bahwa semua kucing perilakunya sama saja, ternyata anggapan saya salah total. Ternyata setiap kucing  mempunyai perilaku yang berbeda satu sama lainnya.Â
Ada yang cepat pintar jika diajar pup di kamar mandi, ada yang mempunyai kebiasaan membangunkan majikannya saat waktu solat Subuh. Ada pula yang pintar menjaga rumah dan sabar menunggu jatah makanannya.Â
Wowo adalah kucing paling pintar perilakunya dan terlama kami pelihara di rumah. Sekitar 10 tahun dia mendampingi kami dengan setia dan mati karena penyakit old cat.Â
Di akhir hidupnya, Wowo menunggu kedatangan semua penghuni rumah dan menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang pada malam tanggal tanggal 22 Desember 2020, bertepatan dengan Hari Ibu.Â
Saya shock berat karena Wowo telah melekat sedemikian rupa dengan kami sekeluarga. Saya harus menyadari, setiap perjumpaan ada perpisahan di dalamnya.
Salah satu kucing peliharaan saya yang paling spektakuler adalah Mukkun. Pada awalnya kucing ini diberi nama Lynx, berubah menjadi Lince. Panggilan kucing ini sering berubah tergantung pada mood kami memanggilnya. Â
Kucing jantan ini berwarna abu-abu belang dan merupakan 'penumpang gelap' Â di mesin mobil dari Kabupaten Gowa ke kota Makassar. Ceritanya sore itu saya mengikut berkunjung ke rumah teman pak suami (Paksu).Â
Disana kami dijamu dinner oleh pemilik rumah dan pulang sudah menjelang tengah malam. Saat mobil melaju di jalan, saya mendengar sayur-sayup suara erangan seekor anak kucing. Saya minta Paksu untuk menepi dan mengecek sumber suara kucing itu.Â
Paksu menepikan mobil dengan perasaan ragu. Saya turun dan menyinari bagian bawah mesin mobil dengan memakai senter ponsel. Ternyata ada anak kucing nongkrong diatas mesin mobil (umurnya sekitar 3 bulan).Â
Kami mengusirnya dengan sepotong kayu karena kuatir dia mengikut dan tiba-tiba jatuh ke jalan raya yang ramai dengan kendaraan. Mesin  mobil yang panas juga dapat menyebabkan hidrasi pada kucing nekad itu.Â
Saat kembali melanjutkan perjalanan, kami menyangka kucing itu sudah turun, ternyata dia tetap mengikut sampai ke rumah kami di jalan Sunu. Kucing itu sangat liar sehingga dia bertinggal di atas mesin mobil sampai 2 hari lamanya.Â
Hari ketiga Paksu melihatnya turun mencari makan dan langsung ditangkap dengan memakai ember berpenutup. Dengan penuh kasih sayang, Paksu membujuknya untuk makan dan dia mau.
Alhamdulillah perlahan-lahan mulai hilang sifat liar si kucing ini. Saking sayangnya Paksu pada Mukkun, beliau membelikan pasir kucing dan dry food.Â
Mukkun  tumbuh menjadi kucing yang lincah namun sangat penakut. Sayangnya dia hanya bertahan selama 2 tahun dan mati akibat serangan penyakit flu kronis.
Kucing adalah hewan peliharaan dengan unconditional love. Jika kita mengasihinya dengan penuh kasih sayang, kucing itu akan menjaga kita dengan sepenuh hatinya.Â
Allah Subhana Wa Ta'ala telah memberikan anugerah berupa kekayaan flora dan fauna untuk dimanfaatkan oleh manusia. Seyogyanya kita merawat dan mencintai ciptaan Tuhan dengan tidak menyakiti dan menelantarkan hewan tersebut (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H