Roti berre atau roti beras merupakan salah satu kuliner jadul yang sudah langka ditemukan di Kota Makassar. Rober terbuat dari pisang sangat matang yang telah diblender sampai halus, dicampur dengan gula pasir, tepung beras, sedikit garam, soda kue dan ragi.Â
Campuran berisi aneka bahan itu dipanggang di atas api kecil menggunakan cetakan kue lumpur yang telah dioles sedikit minyak supaya tidak melekat. Setelah berwarna kecoklatan, rober segera diangkat ke atas piring dan siap disajikan.
Saya melihat sajian tumpukan rober di atas meja ruang tamu. Bau rober fresh from the oven sangat wangi memenuhi udara dan sukses mengguncang saraf perut saya yang spontan minta diisi.Â
Menilik dari bahan pembuatnya, saya menyimpulkan bahwa pisang matang telah memberikan warna cita rasa pancake khas suku Bugis. Rasa rober sangat nikmat, gurih  dan sehat karena tidak berminyak. Bau wangi menyebabkan saya menjadi sangat bersemangat icip-icip rober ini.Â
Cara makannya juga unik, potongan rober dicocol pada gula merah cair (yang enaknya dobel jika larutan gula merah diberikan potongan daging buah durian). Pikiran saya berkecamuk, kuliner lokal dengan rasa seindah ini dalam mulut, pasti tidak kalah jika bersaing dengan kuliner manca negara.Â
Saya sibuk berpikir sambil mengunyah rober dan akhirnya tiba pada satu kesimpulan. Supaya kuliner bernama roti berre ini tetap lestari, sebaiknya Pemerintah Lokal memberdayakan para pembuat rober dengan cara menyajikan jamuan tradisional itu di setiap event.Â
Selain itu diperlukan promosi yang gencar supaya generasi muda lokal dapat mengenal dan berbangga diri dengan kuliner khas yang dimiliki daerahnya.Â
Kurangnya promosi secara profesional dan dukungan dari Pemerintah Lokal menyebabkan tenggelamnya beberapa jenis kuliner khas karena ketidakmampuan bersaing dengan kuliner asing yang merajai pasaran.Â
Kehidupan hedonisme yang saat ini menjadi trend life style di Indonesia, sangat berpotensi menggerus nilai budaya dan otentikasi jenis makanan lokal yang terdapat di dalamnya. Sebagai bangsa yang bermartabat, tugas kita bersama melestarikan aset budaya supaya tidak hilang dimakan waktu (srn).