Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman yang tinggi untuk budaya, suku dan bahasa. Â Seringkali timbul kesalahpahaman karena adanya satu kata mempunyai makna berlainan di daerah yang berbeda, seperti pada cerita di bawah ini.
Hari Minggu pagi yang cerah, Yogi bertamu ke rumah temannya, Suwito.
Yogi: Â Assalamu alaikum...pace ada di rumah toh?
Suwito: Â (tampangnya bingung). Setahuku pace banyak di tepi selokan. Kamu ke sana saja carinya.
Yogi terbelalak kaget bukan main. Dia bingung mendengar jawaban Suwito.
Yogi: Â Maksudku pace ada di dalam kan? (menunjuk ke dalam rumah Suwito).
Suwito: Â (menggeleng kencang). Tidak ada pace di sini. Sudah kubilang kalau mau cari pace, ke selokan sana carinya (menunjuk ke sebuah tempat yang jauh). Yogi menggeleng dan tetap berkeras mau masuk ke dalam rumah Suwito mencari pace.
Tanpa diduga, akhirnya muncul orang ketiga bernama Zaini. Dia melerai kedua orang sahabatnya yang sedang bersitegang gegara pace. Setelah mendengar ujung pangkal timbulnya keributan, Zaini tersenyum lebar.
Zaini: Â Bapakmu ada di rumah? (dia menepuk bahu Suwito) yang dibalas dengan anggukan riang.
Suwito: Â Ohhh...kalau bapake ada. Tuh beliau sedang ngopi di ruang tamu.
Zaini:  Yogi mencari bapakmu. Bahasa di kampungnya pace berarti bapak (sambil tersenyum). Yogi menggaruk kepalanya  yang tidak gatal.
Suwito: Â Oalah...saya mengira Yogi mencari buah pace (mengkudu). Kalau itu mah banyak di tepi selokan sono (tertawa kencang). Ayo kita masuk ke dalam ngopi bareng pace, Suwito merangkul bahu kedua sahabatnya sambil tersenyum (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H