Daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali lebih tinggi daripada jeruk, vitamin A empat kali lebih banyak daripada wortel, kalsium empat kali lebih banyak daripada susu, potassium tiga kali lebih banyak daripada pisang dan protein dua kali lebih banyak dibandingkan dengan telur.Â
Beberapa hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kelor memiliki booster energi alami, meningkatkan imunitas tubuh, antibiotik, mengobati sakit kepala, migrain, asma, meredakan rematik dan menghambat pertumbuhan tumor.Â
Sejak lama khasiat kelor telah dibuktikan oleh para leluhur. Inilah alasan utama kelor menjadi superfood karena kelor mampu meningkatkan daya tahan tubuh, detoksifikasi racun di tubuh dan aman untuk dikonsumsi.
Konservasi Bahan Baku Superfood
Di dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri, harus dilakukan penanaman kelor secara besar-besaran dan konservasi jenis kelor liar. Konservasi eks- situ dilakukan dengan memelihara dan meningkatkan keanekaragaman genetik potensil dari spesies kelor yang terancam punah.Â
Keuntungan adanya tempat perbanyakan kelor di dalam botanic garden atau kebun raya adalah dapat dijadikan sebagai tempat penelitian, biji kelor dapat disimpan dan ditukar dengan kebun raya lain yang memiliki spesies berbeda, ruang edukasi masyarakat tentang manfaat dan pentingnya kelor dalam meningkatkan kesehatan manusia.Â
Sebagai gambaran konservasi eks-situ, M. oleifera ditemukan dalam jumlah terbanyak di dalam lokasi penangkaran eks-situ (113 lokasi), M. drouhardii (38 lokasi), M. peregrina (22 lokasi), M. hildebrandtii (21 lokasi), M. stenopetala (19 lokasi), M. ovalifolia (18 lokasi), M.borziana (5 lokasi), M. rivae (2 lokasi) dan M. concanensis (1 lokasi).Â
Sisanya yaitu M. arborea, M. longituba, M. pygmaea dan M. ruspoliana tidak ditemukan tumbuh di kebun raya. Sebagai gambaran umum, setiap bagian kelor liar menyediakan keuntungan medis antara lain daun M. concanensis dimanfaatkan untuk mengobati tumor luar, getah M. rivae dipakai untuk mengobati arthritis atau rematik, akar M. stenopetala digunakan untuk mengobati malaria dan diabetes atau kencing manis (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H