Dari semua spesies yang telah disebutkan maka M. oleifera yang paling umum ditemukan tumbuh di berbagai tempat. Bentuk buahnya memanjang dan ramping menjadikan pohon kelor disebut sebagai 'drumstick tree'.Â
Sebanyak 11 dari 13 spesies kelor merupakan vegetasi asli yang tumbuh di Afrika, sisanya 2 spesies merupakan tanaman asli di daerah India Utara yang berada di bawah pegunungan Himalaya.Â
Saat ini kelor banyak ditemukan tumbuh di beberapa daerah tropis dan subtropis. Kelor mendulang sukses menjadi komoditi penting di India, Ethiopia, Filipina dan Sudan.Â
Secara umum kelor tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis dengan kisaran suhu 20 sampai dengan 30C, curah hujan 800 -- 2.000 mm per tahun dan pH tanah sekitar 4,5 -- 9.Â
Kelor dapat tumbuh dalam berbagai tipe tanah (liat sampai berpasir) dan kurang menyukai tanah tergenang air. Kelor tahan terhadap kekeringan dan mampu beradaptasi pada suhu lingkungan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa kelor mempunyai potensi sangat besar tumbuh di daerah terdampak oleh perubahan iklim global.
M. oleifera adalah spesies terbanyak yang dibudidayakan di seluruh dunia karena mudah tumbuh dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Bukti pernyataan ini adalah biji M. oleifera banyak ditemukan di Sudan.Â
Teknik stek batang M. oleifera banyak dilakukan di India, Indonesia dan Afrika Barat saat bijinya sulit ditemukan. India merupakan produsen M. oleifera terbesar yang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan skala rumah tangga dan industri.Â
Terdapat dua macam status kelor liar di alam yaitu terdapat populasi liar terancam punah (M. arborea, M. borziana, M. longituba, M. ruspoliana, M. stenopetala, M. peregrina) dan kelor yang telah punah di alam liar (M. hildebrandtii).Â
Penyebab terancamnya populasi kelor liar di alam karena konsumennya herbivora/ternak ruminansia dan adanya penggembalaan secara berlebihan, meningkatnya permintaan dari populasi lokal mengarah kepada panen berlebihan, terjadinya musim kering ekstrim (walaupun kelor tahan kering) namun dua faktor sebelumnya sangat berkontribusi menurunkan populasi kelor liar di alam.Â
Perlu diketahui bahwa beberapa spesies kelor mempunyai waktu regenerasi yang lambat. Pohon kelor yang dinamakan 'miracle trees' memberikan banyak sekali manfaat.Â
Selain pohon gamal, batang kelor seringkali digunakan sebagai patok pembatas lahan yang akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.