Jumat malam yang cerah di kota Makassar. Langit dihiasi beberapa bintang nan gemerlap semarak bertaburan memperlihatkan keindahan malam. Indahnya malam, seindah Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) yang merupakan ajang bertemunya IRoTizen  dari seluruh daerah di Indonesia. KSJM ke 167 yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 5 Mei 2023 mulai pukul 19.00 wib berlangsung meriah.Â
Acara yang menghadirkan Prof. Imam Robandi sebagai Keynote Speaker yang fenomenal. Beliau adalah Ketua Dewan Profesor ITS dan founder of IRo Society membawakan materi yang sangat elegan berjudul: Gaya Menulis Era Medsos. Prof. Esti Handayani  yang menjadi moderator KSJM ke 167 adalah Guru Besar dari Universitas Mulawarman, Samarinda.
Menulis Sebagai Panggilan Jiwa
Prof. Imam Robandi sebagai Keynote Speaker KSJM membuka acara dengan kalimat pemantik yaitu: menulis di media sosial ibarat mata pedang bersisi dua.Â
Di satu sisi memberikan dampak positif berupa kesuksesan untuk sang penulis. Sisi buruknya dapat membawa kepada kesulitan yang berujung pada rusaknya pamor di mata masyarakat.Â
Menulis di media sosial yang sifatnya sangat terbuka dan mudah diakses oleh siapapun memerlukan rambu-rambu kewaspadaan yang cukup tinggi dalam menyajikan artikel berkualitas.Â
Niat hati ingin menyajikan topik update, tetapi kesalahan dalam memilih dan memilah kalimat secara tidak bijaksana berpotensi mengantar penulis kepada masalah di kemudian hari.Â
Berbagai artikel yang saat ini beredar di media sosial sangat ampuh dalam menggiring opini pembacanya. Hal ini merupakan golden opportunity menciptakan branding sebagai penulis untuk seseorang yang mempunyai talenta di bidang itu. Kesuksesan dalam menulis sebuah artikel di media sosial jangan dibiarkan lewat di depan mata karena setiap orang mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide dalam artikel.Â
Perlu disadari bahwa kemampuan ini berbeda untuk setiap orang berdasarkan disiplin dan latihan dalam mengasah kemampuan itu. Perbedaan kualitas suatu artikel terasa sangat menyolok saat orang yang mampu namun malas menulis dibandingkan karyanya dengan orang yang rajin berlatih menulis setiap hari.Â
Penyusunan komposisi kata yang sesuai, alur artikel yang membawa kepada rasa yang menyentuh jiwa  pembaca merupakan impian semua orang jika menemukan suatu artikel yang tampak indah untuk dibaca. Suatu artikel dikatakan mempunyai presisi yang benar jika berkualitas dan stratejik saat disajikan tepat waktu sesuai dengan topik yang dibahas, tepat  sasaran di media massa dan memberikan dampak dalam mengedukasi masyarakat.
Secara umum pemilihan dalam menyajikan artikel di media sosial (salah satunya melalui platform WhatsApp) dengan beberapa pertimbangan yaitu: prosesnya cepat tanpa review, tidak berbayar dan banyak pembacanya. Perlu diketahui bahwa artikel di media sosial dapat menempel di video dengan metode audio-visual landing. Â
Namun program gratisan seringkali memberikan hasil yang jauh dari ekspektasi ideal sehingga disarankan menggunakan website yang berkualitas dan tentunya memrlukan sejumlah uang. Salah satu contoh audio visual yang dilihat secara nyata adalah: penayangan video di bandara.Â
Audionya yang dihilangkan mempunyai tujuan memberikan ketenangan untuk orang yang sedang menunggu di tempat itu. Sebagai ganti audio, ditayangkanlah kalimat berjalan sehingga informasinya dapat dibaca oleh pengunjung.Â
Di dalam penayangan suatu audio visual, sangat perlu dicermati pemilihan font atau ukuran huruf, berapa lama durasinya dan tulisan pada video berapa kali disajikan pada menit tertentu. Harmonisasi sebuah audio visual  dapat dicapai dengan seiring sejalannya ritme lagu dan caption yang menyertainya.
Selain kata-kata yang menarik, gambar mati dapat dijadikan video untuk menarik minat masyarakat pemakai media sosial. Jika ingin eksis di media sosial seperti saat ini, seorang penulis harus memiliki banyak soft skill berbasis teknologi, contohnya: Filmora, Adobe dan lain-lain.Â
Suatu terobosan menarik jika gambar mati dijadikan video atau reel dan diberi musik seperti yang sering disajikan dalam Instagram. Selain gambar mati, tulisan juga dapat divideokan, Â diberikan jeda pada durasi tertentu supaya menarik dan mempunyai 'rasa'. Contohnya video tentang petani yang menanam gabah sampai tiba masa panen yang memperlihatkan bulir tanaman padi menguning laksana emas menjuntai di atas tanah Ibu Pertiwi.Â
Gambar atau rangkaian kata yang telah sukses dibuat reel-nya mempunyai link yang dapat dishare via Instagram, Facebook, Twitter dan lain-lain. Salah satu kiat dalam menghasilkan produk berkualitas adalah gambar yang tidak bersuara harus ada tulisannya untuk membawa pemirsa melalui alur yang diinginkan oleh pembuat video tersebut.Â
Platform zoom, power point, live streaming, short video YouTube, YouTube normal dan beberapa lainnya merupakan rangkaian dalam menyajikan gambar dan sudut pandang menarik menjadi momen yang tidak terlupakan. Saat situasi ramai maka kehadiran rangkaian kata dalam sajian video sangat menolong orang menikmati tayangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa media sosial merupakan ajang penyampai pesan yang sangat efektif di era digital saat ini.
Fenomena Paragraf Gelombang
Suatu artikel yang tersaji di dalam media sosial terdiri dari bait dan paragraf. Tersedianya gambar merupakan sajian sejuk untuk mata pemirsa. Seringkali suatu sajian terlihat membingungkan dengan kehadiran gambar yang terkesan abstrak atau monoton. Pada saat itulah adanya caption dapat mengarahkan pembaca memaknai tayangan secara keseluruhan. Contohnya sebuah piring dalam deretan sendok yang mengelilingi sebuah bejana berisi sop konro.Â
Jika pembaca jeli melihat, dapat dikatakan  bahwa menikmati sop konro memerlukan piring untuk menadah kuahnya yang berasa fenomenal. Dibutuhkan pula bantuan sendok untuk menyendok kuah.Â
Di dalam paparannya, Prof. Imam Robandi memberikan quote yang menyentak batin: sesempurna sempurnanya kita, harus ada orang lain yang membantu. Hal ini bermakna bahwa kerja sama nan kompak merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan secara bersama-sama. Di dalam menjalani ritual kehidupan yang penuh dengan aktivitas secara mandiri maupun berkelompok, sangat disarankan untuk selalu menghasilkan karya supaya dapat menjaga rasa yang terdapat di dalamnya.Â
Jika rasa lelah melanda dalam aktivitas harian, cukup mensubmit ke media sosial sebuah gambar dilengkapi caption dilengkapi satu paragraf.Â
Kebiasaan yang menunda pekerjaan dengan alasan kesibukan dan rasa lelah berpotensi mendegradasi kemampuan menulis. Kemampuan menulis harus selalu dijaga supaya tetap terasah keindahannya. Sama halnya dengan burung yang berkicau setiap hari. Jika seminggu burung itu tidak berkicau maka intonasi suaranya akan menurun kualitasnya.
Setiap artikel mempunyai paragraf menjelaskan apa yang terkandung di dalamnya. Manusia modern di era digital sangat menyenangi paragraf bergelombang yang penuh dinamika. Suatu artikel modern hanya berisi 4 -- 5 Â kalimat tapi harus mencantumkan kalimat unik sebagai penarik di dalamnya.Â
Perlu diingat bahwa paragraf zaman dahulu  belum mengenal adanya tren bergelombang. Dinamika penggunaan paragraf bergelombang  menunjukkan paragraf mempunyai kalimat unik yang saling terhubung dengan paragraf  lainnya. Ciri khas paragraf bergelombang adalah kalimat yang berada di ekor paragraf menyenggol awal paragraf di dalamnya. Sebagai contoh sederhana, bawang goreng yang dihasilkan di Lembah Palu telah dikenal di seluruh Indonesia.Â
Di awal kalimat menulis tentang cerita tentang masakan, jangan masuk ke topik sepak bola. Boleh juga menyentil sepak bola tetapi terdapat benang merah menghubungkan dengan masakan khas dari daerah tempat klub sepak bola itu berada. Di dalam hal ini harus dimasukkan kata sambung ajaib yang dapat menyelaraskan isi paragraf di dalamnya.
Beberapa ciri khas tulis menulis yang dijumpai di era media sosial adalah  cara penulisan yang ekstrim karena satu kalimat dijadikan sebagai satu paragraf. Biasanya pembaca merasa kesal karena artikel tampaknya tidak selesai alias membuat penasaran. Secara garis besar hal ini dikatakan bahwa topik artikel tidak clear. Di dalam menghasilkan sebuah artikel berkualitas, seorang penulis harus menyajikan kalimat berkaitan satu dengan lain.Â
Artikel bermutu menunjukkan intelektualitas penulis dan kedalaman ilmunya (valuable). Artikel yang berkualitas rendah menimbulkan prasangka bahwa penulis tidak mampu menuangkan buah pikirannya. Sebuah artikel yang akan dipublikasi  harus mempunyai kekuatan (tidak lebay).Â
Tersedianya paragraf berkualitas mampu menutupi sisi lebay artikel itu. Sebuah artikel akan membranding penulisnya karena yang berpotensi mengangkat kita adalah aktivitas kita sendiri. Jika suatu publikasi sudah kuat dicirikan dengan hadirnya artikel bermutu sehingga pembaca tidak akan melihat lagi siapa penulisnya.
Era media sosial sangat mudah untuk mendapatkan informasi dalam menulis artikel. Salah satu tips dalam melibatkan 'rasa' dalam artikel, penulisnya harus terlibat penuh dalam artikel itu. Totalitas rasa tergambar secara rinci jika penulis menulis di tempat itu karena diperoleh tematiknya dan rasa yang orijinal. Nilai keindahan rasa sangat bermakna jika dilakukan saat penulis berada di suatu lokasi. Kehebatan media sosial di zaman digital adalah saat ini dapat menulis dan langsung dikirim. Salah satu tips kesuksesan, sebuah artikel yang akan dikirim harus dibaca berulang kali untuk meminimalkan kesalahan ketik dan makna di dalamnya.
Salah satu contoh kalimat sederhana yang dapat menimbulkan beda interpretasi adalah: Tono tidak ke Utara dsn Tono berjalan ke Utara. Kalimat Tono tidak ke Utara memberikan gambaran bahwa Tono memang tidak ke Utara. Berbeda dengan kalimat Tono berjalan ke Utara memberikan Tono memang berjalan ke arah tersebut, bertemu dengan bapaknya yang mau berangkat ke sawah dan berbagai makna yang memperkaya 'rasa' sebuah artikel. Â
Contoh lainnya adalah gambaran nyata seseorang memiliki jam terbang tinggi adalah pembuatan flyer yang memadukan gambar, tulisan dan warna latar belakang yang tidak menyakitkan mata. Jika menulis topik sasaran dan artikelnya jelek karena 'lugu' maka penulis wajib menambah perbendaharaan kata di dalamnya untuk meningkatkan kualitas artikel. Artikel berkualitas lahir dari intelektualitas tinggi dan pengalaman.Â
Membuat suatu artikel di media sosial sangat stratejik karena memperoleh banyak komentar. Jangan pernah memberikan komentar tanpa ada realisasi meluruskan makna artikel itu. Buatlah sebuah artikel baru yang dapat mengimbangi artel yang telah anda komentari. Seiring berkembangnya zaman, terdapat perubahan dalam memperkenalkan nama. Pada zaman dahulu, yang disetor adalah kartu nama. Saat ini yang disodorkan kepada atasan atau petinggi adalah buku karya kita.
Kiat Sukses Menulis ArtikelÂ
Adanya gaya selingkung yang menjadi panutan setiap atau koran cetak membuat perbedaan diterimanya suatu artikel untuk dimuat di media itu. Judul presentasi KSJM yang dibawakan oleh Prof. Imam Robandi adalah gaya menulis di era medsos merupakan merupakan satu-satunya judul unik di dunia. Judul ini merupakan terobosan dengan bahasa menunjukkan intelektualitas yang tinggi. Salah satu tips  sukses menulis di media sosial adalah  topiknya menggunakan bahasa bukan pasaran yang mudah dimengerti. Hindari membuat konten dengan topik sensitif mengarah kepada penjerumusan diri kepada masalah besar. Sebuah artikel bagus adalah artikel yang dapat dirasakan dan bukan hanya bagus dari segi topiknya.
Jika media tujuan kurang cocok maka penulis berhak mencabut artikel itu. Begitupun jika ditolak, jangan pernah berkecil hati karena artikel itu berpotensi di re-write dengan penambahan data dan informasi yang update. Sebuah artikel yang dipaksakan reduksi demi mengurangi jumlah kata menyebabkan nilainya jatuh karena adanya missing message akibat reduksi itu. Seringkali penulis merasa berat mencabut artikel karena takut adanya penolakan di artikel berikutnya. Pencabutan artikel dilakukan oleh penulis yang punya nama, jam terbangnya tinggi dan 'nilai tawar' ke redaksi.Â
Tips tembus artikel ke koran, calon penulis harus membaca berkali-kali artikel yang telah dimuat di koran tersebut karena setiap media mempunyai visi dan misi berbeda. Jika menulis topik mengenai politik dan sosial ekonomi, harus dilihat secara cermat kemana kiblat media itu. Sebagai antisipasi kekecewaan karena artikelnya tidak dimuat dalam suatu media atau ditolak, ambil saja artikel itu, re-form dengan cara menambah sesuatu yang baru. Solusi lainnya adalah membuat professional website pribadi yang diisi oleh artikel karya kita. Hal itu terlihat sepele namun prosesnya akan membesarkan nama penulisnya.
Menulis paragraf terakhir jangan dipaksakan. Konklusi sebaiknya menggunakan teknik landai sebanyak 2 -- 3 kalimat, contohnya: bagaimana kabar anda saat ini? Semoga sehat selalu dan berjumpa kembali di event berikutnya. Â Contoh lainnya adalah: sepak bola Brasil memamerkan keindahan dan sulit menjadi juara. Sama juga dengan artikel yang terlalu mengandalkan makna dan 'kaku' berpotensi menjadi buku manual praktikum.Â
Supaya disukai pembaca, sebuah artikel harus mengandung unsur rasa dan keindahan. Â Prof. Imam Robandi berpesan, sesuatu yang gratis tidak menjamin kualitas. Jangan pernah menjadi blogger yang menulis sesuatu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Menulis artikel harus sesuai dengan timing yang banyak dibaca orang. Contohnya materi tentang Ramadan yang hanya sesuai untuk disajikan dalam bulan mulia itu.
Sebuah berita mempunyai nilai variabel yang tinggi. Isi berita tidak perlu indah, namun butuh kecepatan dan kemampuan penulis mengejar timing supaya materinya tidak basi. Â Jika menulis di YouTube, harus menulis menggunakan bahasa yang menggetarkan kalbu. Prof. Imam Robandi memberikan contoh suatu kalimat dalam bahasa Jepang yang berarti bahwa mengucapkan sayonara sudah tidak sempat. Sebaiknya sebuah sajian tulisan harus menggunakan caption yang menarik minat pembaca. Kalimat pematik lainnya dari Sensei spektakuler ini adalah: orang lain adalah trigger, mereka yang berdiri di tepi sungai adalah penonton. Mereka tidak menahu betapa berat dan berbahayanya berada di tengah sungai, bertemu jeram, pusaran air dan batu. Penonton hanya dapat berkomentar tanpa menahu proses karena sifatnya hanya duduk di pinggir sungai yang menjadi arena kompetisi. Penulis artikel adalah realitas dari penakluk sungai. Dari dalam dirinyalah akan diceritakan bagaimana sungai itu ditaklukkan sampai mengantarkannya meraih personal branding (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H