Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermain Rasa dalam Menulis Artikel

6 Mei 2023   11:22 Diperbarui: 6 Mei 2023   11:27 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir teh penambah semangat (Sri NurAminah, 2022)

Contoh lainnya adalah gambaran nyata seseorang memiliki jam terbang tinggi adalah pembuatan flyer yang memadukan gambar, tulisan dan warna latar belakang yang tidak menyakitkan mata. Jika menulis topik sasaran dan artikelnya jelek karena 'lugu' maka penulis wajib menambah perbendaharaan kata di dalamnya untuk meningkatkan kualitas artikel. Artikel berkualitas lahir dari intelektualitas tinggi dan pengalaman. 

Membuat suatu artikel di media sosial sangat stratejik karena memperoleh banyak komentar. Jangan pernah memberikan komentar tanpa ada realisasi meluruskan makna artikel itu. Buatlah sebuah artikel baru yang dapat mengimbangi artel yang telah anda komentari. Seiring berkembangnya zaman, terdapat perubahan dalam memperkenalkan nama. Pada zaman dahulu, yang disetor adalah kartu nama. Saat ini yang disodorkan kepada atasan atau petinggi adalah buku karya kita.

Kiat Sukses Menulis Artikel 

Adanya gaya selingkung yang menjadi panutan setiap atau koran cetak membuat perbedaan diterimanya suatu artikel untuk dimuat di media itu. Judul presentasi KSJM yang dibawakan oleh Prof. Imam Robandi adalah gaya menulis di era medsos merupakan merupakan satu-satunya judul unik di dunia. Judul ini merupakan terobosan dengan bahasa menunjukkan intelektualitas yang tinggi. Salah satu tips  sukses menulis di media sosial adalah  topiknya menggunakan bahasa bukan pasaran yang mudah dimengerti. Hindari membuat konten dengan topik sensitif mengarah kepada penjerumusan diri kepada masalah besar. Sebuah artikel bagus adalah artikel yang dapat dirasakan dan bukan hanya bagus dari segi topiknya.

Jika media tujuan kurang cocok maka penulis berhak mencabut artikel itu. Begitupun jika ditolak, jangan pernah berkecil hati karena artikel itu berpotensi di re-write dengan penambahan data dan informasi yang update. Sebuah artikel yang dipaksakan reduksi demi mengurangi jumlah kata menyebabkan nilainya jatuh karena adanya missing message akibat reduksi itu. Seringkali penulis merasa berat mencabut artikel karena takut adanya penolakan di artikel berikutnya. Pencabutan artikel dilakukan oleh penulis yang punya nama, jam terbangnya tinggi dan 'nilai tawar' ke redaksi. 

Tips tembus artikel ke koran, calon penulis harus membaca berkali-kali artikel yang telah dimuat di koran tersebut karena setiap media mempunyai visi dan misi berbeda. Jika menulis topik mengenai politik dan sosial ekonomi, harus dilihat secara cermat kemana kiblat media itu. Sebagai antisipasi kekecewaan karena artikelnya tidak dimuat dalam suatu media atau ditolak, ambil saja artikel itu, re-form dengan cara menambah sesuatu yang baru. Solusi lainnya adalah membuat professional website pribadi yang diisi oleh artikel karya kita. Hal itu terlihat sepele namun prosesnya akan membesarkan nama penulisnya.

Menulis paragraf terakhir jangan dipaksakan. Konklusi sebaiknya menggunakan teknik landai sebanyak 2 -- 3 kalimat, contohnya: bagaimana kabar anda saat ini? Semoga sehat selalu dan berjumpa kembali di event berikutnya.  Contoh lainnya adalah: sepak bola Brasil memamerkan keindahan dan sulit menjadi juara. Sama juga dengan artikel yang terlalu mengandalkan makna dan 'kaku' berpotensi menjadi buku manual praktikum. 

Supaya disukai pembaca, sebuah artikel harus mengandung unsur rasa dan keindahan.  Prof. Imam Robandi berpesan, sesuatu yang gratis tidak menjamin kualitas. Jangan pernah menjadi blogger yang menulis sesuatu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Menulis artikel harus sesuai dengan timing yang banyak dibaca orang. Contohnya materi tentang Ramadan yang hanya sesuai untuk disajikan dalam bulan mulia itu.

Sebuah berita mempunyai nilai variabel yang tinggi. Isi berita tidak perlu indah, namun butuh kecepatan dan kemampuan penulis mengejar timing supaya materinya tidak basi.  Jika menulis di YouTube, harus menulis menggunakan bahasa yang menggetarkan kalbu. Prof. Imam Robandi memberikan contoh suatu kalimat dalam bahasa Jepang yang berarti bahwa mengucapkan sayonara sudah tidak sempat. Sebaiknya sebuah sajian tulisan harus menggunakan caption yang menarik minat pembaca. Kalimat pematik lainnya dari Sensei spektakuler ini adalah: orang lain adalah trigger, mereka yang berdiri di tepi sungai adalah penonton. Mereka tidak menahu betapa berat dan berbahayanya berada di tengah sungai, bertemu jeram, pusaran air dan batu. Penonton hanya dapat berkomentar tanpa menahu proses karena sifatnya hanya duduk di pinggir sungai yang menjadi arena kompetisi. Penulis artikel adalah realitas dari penakluk sungai. Dari dalam dirinyalah akan diceritakan bagaimana sungai itu ditaklukkan sampai mengantarkannya meraih personal branding (srn).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun