Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Tips Mengelola Keuangan Sebelum dan Sesudah Idul Fitri

14 April 2023   23:10 Diperbarui: 16 April 2023   01:56 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi fisiologis dinding lambung yang meminta asupan makanan memaksa otak berpikir tentang "sesuatu" yang harus segera dimakan untuk mengganjal perut. Inilah fenomena mengapa alasan ekonomi sering terdengar saat seorang pencuri tertangkap tangan. 

Perut lapar membuat manusia labil akan lose control melakukan tindakan kriminal yang menjerumuskan dirinya dalam kesulitan. 

Di bulan Ramadan, fenomena perut lapar saat jam makan yang melanda segelintir orang menimbulkan sindrom "lapar mata". Hal ini memicu nafsu berbelanja aneka jajanan berbuka puasa secara over dosis melampaui kemampuan makannya.

Jika seseorang terkena sindrom lapar mata (mohon maaf saya menyebutnya sebagai fenomena "rakus tanpa logika"), maka kulkas menjadi saksi bisu terkumpulnya makanan atau minuman yang tidak mampu dimakan lagi. Keesokan harinya makanan itu terlupakan karena adanya hidangan baru yang lebih menggugah selera. 

Makanan itu menumpuk sedemikian rupa memenuhi kulkas dan akhirnya harus menjadi penghuni tong sampah karena kondisinya tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Inilah adalah realitas jika seseorang tidak dapat menahan hawa nafsu membeli banyak sekali makanan untuk berbuka puasa. 

Padahal inti dari umat Muslim melaksanakan puasa di bulan Ramadan karena mengharapkan barokah dari Allah Subhana Wa Ta'ala, belajar bersyukur atas semua rezeki yang telah diberikan oleh Sang Pencipta dan lebih memahami penderitaan saudara kita yang kurang mampu. 

Di dalam hal ini masyarakat sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan bernutrisi selama menjalankan ibadah di bulan Ramadan namun jangan terlalu berlebihan. Jangan sampai pemenuhan nutrisi itu menjadi alasan kamuflase sindrom "lapar mata" yang semakin merajalela karena tidak kuatnya diri menahan nafsu membeli berbagai jenis makanan yang akhirnya terbuang mubazir.

Kostum Lebaran

Maraknya iklan keluarga sakinah mawaddah warahmah (samawa) berbaju seragam keluarga yang senada di hari Lebaran membuat mata kaum ibu-ibu milenial menjadi gregetan tidak mau ketinggalan. 

Termasuk pasangan muda atau yang sedang dimabuk asmara menganggap bahwa hari Raya Idul Fitri adalah saat istimewa dan harus ditunjukkan dengan menggunakan baju couple. 

Seragam keluarga, baju Papa-Mama atau baju couple berwarna tertentu yang bukan pasaran tentulah memiliki harga spesial karena temanya yang limited edition. Jika keluarga besar mau menggunakan baju seragam maka pertimbangan biaya menjadi prioritas yang harus dipikirkan secara matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun