Â
Harum semerbak bulan Ramadan penuh berkah mulai merambah atmosfer kehidupan.  Ramadan merupakan bulan mulia sekaligus waktu  paling tepat untuk melakukan introspeksi diri supaya pribadi  kita menjadi lebih baik di masa depan. Rasanya sangat mubazir menyia-nyiakan peluang sebulan penuh mendapatkan berkah dari Allah Swt tanpa menghasilkan karya positif. Di bulan Ramadan kita dilatih untuk menahan hawa nafsu termasuk makan dan minum.Â
Ditinjau dari segi kesehatan, puasa di bulan Ramadan sangat baik dilakukan karena saluran pencernaan diberikan kesempatan untuk relaksasi sejenak setelah sebelas bulan lamanya melaksanakan tugas rutinnya menggiling makanan tanpa kendali. Puasa juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan berpikir dalam menghasilkan karya berkualitas. Seseorang dapat menjadi Penulis handal jika dia mampu menerapkan disiplin dalam kehidupannya. Bulan Ramadan mengajarkan sangat banyak kebaikan, salah satunya adalah kemampuan dalam mengelola waktu berkarya secara efektif dan efisien.
Jurus Jitu Merancang Strategi Marketing dan Target Pembaca
Dunia tulis menulis penuh dengan warna-warni, bagaikan pelangi yang menghiasi angkasa biru. Seorang Penulis dapat menjadi bintang di bidang tersebut jika dia mampu untuk bekerja keras dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Sebuah produk yang dihasilkan perlu dicarikan tempat untuk marketing atau pemasarannya supaya tetap bertahan keberlanjutannya.Â
Contoh paling nyata adalah Penulis menghasilkan  buku untuk dijual ke konsumen yang akan membacanya. Strategi marketing atau pemasaran  buku hasil karya Penulis merupakan modal ampuh produk itu menguasai pasar. Penerbit yang merupakan komponen penting dari mata rantai pemasaran memegang peranan utama dalam mempromosikan karya seorang Penulis.
Selama terjadinya wabah Covid-19, beberapa penerbit telah mengalami kendala dalam membayar gaji karyawannya sehingga harus menerbitkan surat Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK untuk mengurangi biaya operasional. Kejadian ini banyak menimpa penerbit minor karena macetnya roda perekonomian saat serangan virus Corona melanda berbagai negara. Tentunya hal ini menimbulkan kerugian untuk calon Penulis buku yang karyanya batal diterbitkan. Penerbit yang jeli melihat peluang segera mengibarkan promosi besar-besaran via media sosial dan menyediakan layanan transaksi yang mudah dilakukan secara online.Â
Hal ini memberikan kesempatan terbuka luas untuk Penulis yang bertinggal di pelosok sehingga mereka dapat mengirimkan karyanya ke penerbit yang ribuan kilo jaraknya dari tempatnya bertinggal. Selain menjadi Penulis buku, seseorang juga dapat menjadi Penulis opini untuk surat kabar. Beragam artikel opini koran yang ditulis oleh berbagai profesi telah menghiasi berbagai media yang terbit di tanah air. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk membaca karya seorang Penulis secara online melalui ponselnya masing-masing.Â
Hal ini terjadi karena berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan di dukung oleh kemudahan akses penggunaannya. Peristiwa di depan mata ini merupakan peluang sangat baik untuk orang yang mampu menuliskan buah pikirannya dan membagikannya untuk meningkatkan pengetahuan orang lain.
Setiap Penulis mempunyai kemampuan menyalurkan buah pikirannya masing-masing plus sederet  fans fanatik yang pasti berbeda dengan Penulis lainnya. Peluang ini harus disadari oleh orang yang ingin mengubah nasibnya dengan memanfaatkan kemampuannya berliterasi karena peluangnya sangat bagus dilakukan dalam bulan Ramadan. Pembaca atau reader merupakan komponen sangat vital di dalam dunia literasi. Perlu diingat bahwa setiap publikasi mempunyai target pembacanya masing-masing karena Pembaca mempunyai hak prerogatif  memilih tulisan yang disukainya.
Terdapat segelintir Pembaca memilih hasil karya Penulis tertentu berdasarkan testimoni  mulut ke mulut yang mengatakan bahwa cerita  karangan Penulis A menjadi rekomendasi bacaan kaum tertentu supaya dianggap 'up to date'. Inilah salah satu strategi menjadi Penulis handal yang harus lihai membaca kebutuhan masyarakat berdasarkan umur, perilaku dan kebiasaannya  sehingga menyajikan tulisan yang berpotensi menjadi bacaan favorit. Setiap Penulis menghasilkan karya berdasarkan target pasarnya karena reader atau Pembaca berpengaruh sangat besar dalam menaikkan rating suatu tulisan.Â
Diperlukan banyak pengetahuan tentang tata cara memikat orang untuk membaca buku karya kita, salah satu contohnya adalah mengadakan acara bedah buku dan membagikan doorprize berhadiah buku gratis kepada peserta yang hadir  dalam acara tersebut. Seorang Penulis juga harus menyediakan waktu ekstra bertemu dengan orang penting di Pemerintahan untuk menyampaikan karyanya. Jika dosen menjadi seorang Penulis,  buku karangannya dapat menjadi cendera mata saat dia berkunjung ke universitas yang berada di luar negeri.
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan sehingga orang yang rajin membaca, pikirannya terbuka dan selalu siap menerima inovasi baru. Begitupun di bulan Ramadan, kita membaca Al Qur'an yang menjadi pedoman menjalani kehidupan di dunia. Saat ini Al Qur'an sudah hadir dalam kemasan modern karena tersedianya program Al Qur'an digital yang dapat diakses dan dibaca setiap saat menggunakan ponsel. Bukan hanya Al Qur'an yang tersaji secara digital, tawaran menjadi Penulis online juga banyak ditemukan dalam media sosial.Â
Sayangnya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah karena belum terbentuk disiplin untuk membaca sebuah artikel setiap hari. Selain itu, masih sulit untuk Penulis mendapatkan royalti secara layak. Maraknya pembajakan buku yang dijual secara bebas via online semakin menyurutkan niat calon Penulis untuk menghasilkan karya bermutu. Siapa yang rela hasil kerja kerasnya dibajak oleh oknum tidak bertanggung jawab dan menangguk keuntungan secara ilegal.Â
Salah satu upaya meningkatkan minat baca masyarakat adalah membuat polling topik bacaan favorit pilihan masyarakat dan dijadikan tema untuk kompetisi Penulis muda supaya menghasilkan karya brilian sesuai dengan keinginan masyarakat. Selain itu, minat baca masyarakat meningkat jika bacaan yang tersaji masuk akal dan memberikan tambahan income jika dipraktikkan dalam dunia nyata.
Wadah Menyalurkan Hasil Literasi Â
Seorang calon  Penulis pasti membutuhkan media untuk publikasi hasil karyanya. Mereka dapat memilih berbagai media publikasi  berdasarkan hasil tulisannya yaitu: koran, majalah, buku dan lain-lain. Menilik kejadian bulan Ramadan tahun kemarin saat terjadinya serangan Covid-19, working from home membuat beberapa penerbit gulung tikar karena dibatasinya kontak antara manusia sebagai upaya pencegahan menularnya virus Corona.Â
Secara mendasar terdapat dua macam media untuk publikasi yaitu: media cetak (majalah atau koran cetak) dan media online yang dapat diakses secara online menggunakan internet. Media cetak online memberikan kemudahan kepada Pembaca karena dapat mengakses berita melalui ponsel atau alat komunikasi lainnya. Berbeda dengan media cetak, setelah  isinya selesai dibaca  biasanya dibiarkan teronggok di kolong meja atau dijadikan kertas pembungkus. Namun demikian, keuntungan adanya media cetak adalah materinya dapat dibaca saat terjadi mati lampu atau tidak tersedianya sambungan internet.Â
Media cetak juga tetap menjadi pilihan segelintir orang karena mereka mengeluh matanya cepat lelah saat membaca berita yang disajikan via online. Diberlakukannya sistem paperless di beberapa negara menjadikan koran online segera menemukan pasarnya sendiri. Ditebangnya pepohonan hutan yang menjadi bahan baku pembuatan kertas koran dan berbagai keperluan lainnya merupakan musibah berkurangnya vegetasi yang menjadi sumber oksigen di seluruh dunia.
Kehidupan saat ini sudah sangat fleksibel dengan perilaku masyarakat karena adanya dukungan teknologi. Apalagi saat terjadinya serangan Covid-19, working from home menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam cerita di bulan Ramadan. Saat itu terjadi penularan virus Corona yang begitu dahsyat sehingga diberlakukan aturan ketat dengan membatasi kontak dengan orang lain. Tersedianya budget untuk beraktivitas sangat perlu dipikirkan sebelum seorang Penulis memutuskan untuk menghasilkan karya yang akan dipublikasikan secara luas.Â
Salah satu contohnya adalah menulis buku untuk keperluan  bahan ajar, referensi atau  laporan hasil penelitian untuk dibaca mahasiswa. Pengalaman saya sebagai Penulis, draft buku telah siap terbit namun budget pendukungnya tidak mencukupi, sehingga hal seperti ini menjadi musibah besar dalam berliterasi. Ini merupakan kendala paling sering terjadi karena draft buku harus segera diterbitkan untuk menunjang pembelajaran  mahasiswa. Jika Pembaca membuka media sosial dan mencari tempat untuk menerbitkan buku, beberapa penerbit secara terang-terangan menawarkan paket tertentu di dalam flyer yang telah diunggah ke dalam akunnya yang berada di media sosial. Â
Setelah menemukan penerbit atau publisher yang sesuai, ini juga memerlukan waktu yang relatif lama untuk publikasi karena naskah harus di review oleh Editor dan diperbaiki supaya layak cetak. Proses ini bertambah lama karena menunggu ISBN (International Standard Book Number) diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Selain hadirnya Al Qur'an sebagai pelita kehidupan dalam bentuk digital, berbagai transaksi yang dilakukan intensif secara online telah berhasil mengubah pola hidup dan kebiasaan masyarakat. Jika seseorang mengklaim dirinya sebagai Penulis, saat ini tidak ada alasan untuknya  bermalas-malasan menulis sebuah artikel karena dunia literasi sangat di dukung oleh perkembangan teknologi. Publikasi dapat dilakukan dalam berbagai wadah dan media sesuai dengan keinginan Penulis. Impian besar  dari seorang  Penulis adalah menginginkan karyanya viral, dibaca banyak orang dari berbagai tempat berbeda dan dijadikan sebagai bahan rujukan.Â
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum mulai menulis adalah tersedianya budget. Financial support atau dana pendukung merupakan faktor vital dalam publikasi karya Penulis selain peningkatan kemampuan menulis. Seorang calon Penulis juga harus menerapkan disiplin dalam dirinya.Â
Kesibukan sehari-hari yang sangat menyita waktu dan tenaga menyebabkan seseorang enggan untuk menulis. Inilah pentingnya seorang calon Penulis maupun Penulis handal terus merawat disiplin dalam dirinya sekaligus belajar perkembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas karyanya. Harapannya di masa yang akan datang adalah sang Penulis terus menghasilkan karya yang membawa manfaat peningkatan pengetahuan masyarakat (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H