Aku ikhlas menenggelamkan semua janji  Thomas dan mendelete semua kenangan tentang ciuman hangat yang pernah mendarat di wajahku. Satu yang  sangat kusyukuri, Thomas masih 'waras' menjaga keperawananku tetap utuh bagaikan menjaga sebutir berlian. Ditemani linangan  air mata menganak sungai, aku mencium dan mengepak semua barang pemberian Thomas ke dalam kardus dan berencana mengembalikannya saat bertemu, termasuk baju kaus hitam kesayangannya yang menjadi teman tidurku. Saat terakhir aku bertemu Thomas, kuberikan sebuah ciuman sangat manis kepada pujaanku sebagai salam perpisahan. Thomas agak terkejut karena aku menangis terisak-isak dan tidak mau melepaskan pelukanku. Sebuah keputusan sangat naif untuk seorang gadis muda yang  mencintai lelaki impiannya. Kami memang belum lama berkenalan tetapi aku tahu Thomas sangat melindungiku dari marabahaya.  Aku sungguh berada di dalam situasi sangat sulit dan lebih memilih restu orang tua untuk kehidupanku di masa datang. Bimbel selesai dan aku memutuskan melanjutkan kuliah ke kota lain. Aku sengaja tidak meluluskan diriku di perguruan tinggi di kotaku supaya ada alasan aku melanjutkan kuliah ke tempat lain. Aku menghindar sejauh-jauhnya dari Thomas dengan meninggalkan kota kelahiranku. Beberapa tahun kemudian tanpa sengaja aku bertemu Pak Andre di Jakarta.  Dia bertanya kenapa aku tiba-tiba meninggalkan Thomas dan membuat batinnya begitu terluka. Kutahan air mataku dan berlalu meninggalkan Pak Andre yang sangat takjub melihat perubahanku.
Setelah sakian puluh tahun merantau, aku ditugaskan menjadi kepala cabang  perusahaan di kota kelahiranku. Ini adalah rencana Tuhan mempertemukan aku dengan Thomas.  Saat berbincang  via telpon, Thomas meminta waktu untuk bertemu tidak peduli bagaimanapun kondisiku saat ini. Dia juga bercerita tentang neneknya yang selalu memanggil namaku sebelum meninggal. Aku tertawa kaku mendengarnya dan menutup telpon. Sebelum liburan tahun baru, tak kuduga Thomas datang menerobos kantorku ketika aku sedang meeting di luar kota. Dia berhasil mendapatkan nomor kontakku dari juru laden kantor. Kudengar info dari sekuriti, katanya Thomas datang ke kantorku membawa buket bunga yang diletakkan di meja resepsionis.  Wajahnya menua berkeriput dan terlihat kurus. Aku memandang bunga pemberian Thomas tanpa ekspresi, cintaku sudah mati seiring berlalunya Thomas dari hidupku. Aku sudah menetapkan pilihan menjadi anak berbakti kepada orang tua dan menghindari kontak dengan musuh bebuyutan keluargaku. Cerita cinta kita sudah usai Sayang, selamat hari Valentine. Semoga kamu sehat selalu (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H