Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Rumput Pembawa Bencana

6 Februari 2023   14:37 Diperbarui: 7 Februari 2023   01:34 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sri NurAminah (2023) Dokpri
Sri NurAminah (2023) Dokpri

Jenis Rumput Favorit Organisme Pengganggu Tanaman

Sejak dikenalnya sistem budidaya padi, sawah yang menghampar berwarna kuning keemasan penuh bulir padi merunduk merupakan dambaan petani.

Selain adanya hama dan penyakit, kehadiran gulma khususnya rumput sebagai pembawa bencana dan menyukai bertumbuh di sekitar sawah menjadi pekerjaan rumah petani supaya rutin memonitoring tanamannya. 

Tanah bekas tumbuh alang-alang dapat dikembalikan kesuburannya dengan cara sanitasi dan menambahkan pupuk kandang bercampur mikroba yang meningkatkan kesuburan tanah.

Gulma berdaun sempit lainnya adalah: rumput belulang (Eleusine indica), rumput grinting (Cynodon dactylon), rumput kerbau (Paspalum conjugatum), padi liar (Oryza rufipogon) telah menjadi tempat berlindung dan berkembang biak wereng coklat, hama putih palsu dan wereng hijau.

Perlu diketahui bahwa wereng hijau sangat berbahaya karena kemampuannya merusak tanaman padi dan vektor virus penyakit tungro.

Selain jenis rumput yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa jenis rumput lainnya yang berbahaya jika dibiarkan tumbuh di sekitar sawah adalah: rumput ceker ayam (Digitaria ciliaris) dan rumput bebek (Echinochloa colona).

Kedua jenis rumput ini menjadi sumber utama penyakit blas Pyricularia grisea yang menyerang tanaman padi saat sawah mengalami bera.

Rumput lainnya adalah Leersia sp. dan Echinochloa colonum menjadi favorit bakteri Burkholderia glumae, penyebab busuk bulir bakteri tanaman padi.

Kedua jenis penyakit ini sangat fatal, berpotensi menyebabkan kehilangan hasil pertanian sebesar 100% karena menyerang tanaman padi secara cepat jika tidak terpantau kehadirannya di sawah (srn).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun