Setelah parkir mobil akhirnya kami mulai memasuki arena wisata. Spot utama pada tempat wisata ini ada di puncak bukit. Kami harus menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu untuk bisa mencapainya.
Di sepanjang jalan, mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah sekali. Sungguk luar biasa ciptaan Allah. Pepohonan, bunga-bunga yang bermekaran, harumnya sungguh luar biasa ditemani angin sepoi-sepoi menambah imdahnya suasana, bebatuan alami dikanan kiri perjalanan sungguh indah. Nah karena kami bawa bocil-bocil jadi harus ekstra hati-hati. Mira ponakan yang paling bontot terpeleset juga karena terlalu gembira, untung tidak cidera. Kondisi jalan tidak ada pagar dan jalanan menanjak serta agak licin karena semalam gerimis.
Belum sampai setengah pendaikian ada warung, akhirnya kamipun mampir dulu sarapan. Setelah full isi perut, kami melanjutkan langkah. Hanya saja ada beberapa anggota tidak mau melanjtkan dan katanya menyusul saja.
Aku lanjut bersama anak-anak bocil. Kami ketemu 2 burung yang jinak dan bisa di ajak foto dengan tarif yang terjangkau. Wah senangnya bisa foto dengan memegang burung ada burung bertengger di tangan. Setelah puas berfoto, perjalanan di lanjutkan.
Pendakian yang melelahkan akhirnya terbayar dengan indahnya pemandangan  yang mempesona, kami bisa melihat Telaga Warna Dieng dari ketinggian.
Ya Allah betapa indah ciptaanMu. Tak lupa kami foto-foto di sana.
Mengutip dari beberapa sumber, begini kira-kira Sejarah Batu Ratapan Angin