"OK"
Kamipun berhenti di warung bakso yang masih di sekitaran Taman Permata Indah (TPI) Teluk Gong.
"Aku tadi ngikuti kamu dari belakang. Kamu itu batu banget ya, sudah dikasih tahu sama temenku kalau mau ada rasia malah kamu baca novel di halte."
"Maksudnya apa mas? Kan aku nggak salah apa-apa buat apa takut" kataku membela diri
"Duh dasar kampung. Polos banget sih kamu"
"Aku masih nggak ngerti mas"
"Begini ya Nani, tempat kamu duduk tadi itu adalah tempat transaksi para PKS dengan hidung belang. Siapapun yang duduk di situ ya dianggap orang nggak bener. Biarpun seorang yang agamis sekalipun ya dianggap nggak bener. Karena itu spot nggak bener. Begitu. Paham nggak kamu?"
"Oh begitu. Kenapa nggak kasih tahu aku dari kemarin-kemarin"
"Hedewh susah ngomong sama kamu. Aku tuh ya selalu ngikuti kamu sampai keluar dari lokasi kantor kita ini tanpa sepengetahuan kamu. Karena ya itu. Kamunya masih polos banget takut dibodohin orang"
"Aduh makasih banget mas. Ternyata di Jakarta masih banyak orang baik seperti mas Dani ini ya. Semoga Allah membalas kebaikanmu ya mas"
Mas Dani cuma nyengir aja