Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Darah Bapakku Mengalir di Tubuhku

9 Juli 2022   16:04 Diperbarui: 9 Juli 2022   16:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling tak bisa kulupa adalah saat semua tetangga menghina dan mengejek keputusan Bapakku untuk Berani mengambil langkah menyekolahkan aku di universitas. Kata ejekannya "wong kere ae kok wani nguliahke anake' Dan anehnya bukannya semakin surut langkahnya malah membuat tekatnya makin bulat. Bapakku keren. Tetep straight away pada putusannya.

Allah rupanya mendukung langkah bapak. Semesta ikut melancarkannya. Aku lulus kuliah 4,5th dan menjadi lulusan pertama berlima pada satu kelasku. Pada waktu itu kiliah S1 rata-rata ditempuh 5-6th. Dalam perlajanan kuliahku aku menjadi guru bantu di sebuah sekolah dasar dan menjadi guru les private. 

Dan semua adikku yang berjumlah 5 orang semua kuliah sedangkan yang mengejek kami waktu itu banyak diantara anak-anaknya tidak melanjutkan sekolah.

Selepas kuliah, ternyata Allah berkehendak aku berkarya di jakarta. Berumah tangga dan dikaruniai 2 buah hati. 

Darah bapak mengalir di tubuhku. Bagiku pendidikan formal adalah hal yang paling penting, tentunya didampingin oleh aklak mulia, kebaikan, kejujuran juga. 

Waktu aku ada pekerjaan di Pnom Penh, anak pertamaku srkolah di Zaman Internationla School dimana yang sekolah situ kebanyakan anak orang berada dan anak kedua di CIA First International School yang lumayan bagus. 

Ditengah perjalanan financialku yang kurang baguspun aku menyekolahkan anak pertamaku di Perancis. Padahal semua teman-teman anaku rata-rtaa anak pengusaha atapun pejabat, bukan sepertiku. Dengan niatan bulat, perjuagan yang luar biasa, support dari saudara serta teman-teman ternyata Allah juga memudahkan upayaku. Anakku lulus S1 dari Universite Grenoble Alpes.

Aku yang tidak berkelebihan secara financial, yang dalam perundungan kerabat karena menyekolahkan anak di luar negri kuabaikan. Tuhan tahu niatku. Tuhan lamcarkan semuanya. 


Di malam takbir ini aku bersujud padamu Ya Allah. Berikanlah umur panjang dan kesehatan bagi ibuku. Melapangkan kubur bapakku dan memberikan rumah anadi di surgaMu. Sungguh aku berterima kaaoh pada Bapak yang telah mendidiku hingga mampu berdiri tegak dalam suka dan dukaku.

Dan kumohonkan pada Tuhan untuk dimudahkan aku dan anak-anaku dalam segala urusan, panjang umur, sehat dengan berlimpah harta barokah serta selalu berjalan dalam kebaikan di agamaMu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun