Mohon tunggu...
Sri Martin
Sri Martin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korupsi, Apakah Itu Sebuah Kebiasaan?

15 April 2016   14:29 Diperbarui: 15 April 2016   14:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lagi-lagi berbicara mengenai Indonesia. Indonesia yang Multikultur dalam kehidupan, dengan beragam kebudayaan, norma dan kebiasaan di setiap daerahnya. Yang memberikan kekhasan dalam setiap suku bangsa, yang member peredaan satu dengan yang lain. Namun tetap, Negeri ini adalah Indonesia.

Negeri yang dibangun atas dasar kesama Historis, kenyataan dimana negeri ini dibangun dari sebuah perjuangan berabad-abad lamanya. Dibangun dari puing-puing sebuah pendindasan, yang dibangun oleh para pendiri bangsa. Baik mereka golongan kiri maupun golongan kana, baik mereka yang muda dan yang tua, mereka yang berjuang hingga titik darah penghabisan, mereka yang bergelar bangsawan hingga rakyat jelata.

Negeri yang dibangun dari perjuangan yang tak ternilai, yang dibangun demi kesejahteraan bersama, demi mencapai hidup yang damai tanpa penindasan serta penjajahan. Negeri yang diimpikan menjadi negeri yang bebas namun tetap berjalan pada dasar dan pedoman, itulah sebenarnya niat para pendiri bangsa, itulah keinginan para setiap pahlawan yang gugur dalam peperangan dan perjuangan. Negeri yang mereka ingin ciptakan dari sebuah pertumpahan darah. Mengusir para penjajah, melepaskan diri dari belengku Penjajahan.

Namun sayang, setelah mereka (read: Pahlawan) mampu untuk mengusir dan melepas belenggu penjajah negeri seberang, kini ironi itu sudah terlihat. Sebuah Ironi dari mimpi sang pembangun negeri. Membebeaskan diri dari belenggu penjajah yang datang dari negeri lain, namun bibit-bibit penjajah malah tumbuh seubur dan berkembang di dalam Negeri sendiri.

Ironis memang, namun beginilah negeri ini. Penjajah yang muncul dari negeri sendiri, yang berkembang subur dengan pupuk dari sana dan sini. Mereka yang telah merenggut hak orang lain, mereka yang telah menyelewengkan waktu, bahkan uang negeri ini. Korupsi.

Merlihat dari arti kata Korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang lain; serta ada pula jenis korupsi waktu yang diartikan sebagi penggunaan waktu dinas (bekerja) untuk urusan pribadi[[1]].

Ada berbagai macam pengertian korupsi di Negeri ini. Seperti para pakar yang memiliki pendapat yang berbeda dan memiliki pengertian yang berbeda untuk mengartikan secara benar dan luas apa arti korupsi. Misalnya Syed Hussein Alatas, berpendapat bahwa tindakan korupsi mengandung unsure-unsur pokok seperti subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan atau keuntungan pribadi, unsure kerahasiaan, dan pelanggaran terhadap norma-norma umum[2].

 

Selain itu meurut beberapa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram yang dimintai berkomentar tentang korupsi. Mereka memiliki beraga pendapat. Mulai dari Maya mahasiswi  PPKn semester 6 berpendapat bahwa Korupsi adalah penyalah gunaan uang atau barang yang dilakukan oleh orang atau pejabat terkait dengan merugikan dirinya sendiri serta negar ini[[3]]. Menurut Kamila mahasiswi  PPKn semester 6 Korupsi adalah pengelembungan dana[[4]]. Serta menurut Qo’Imatun mahasiswi  PPKn semester 6 korupsi adalah mencuri uang rakyat[[5]].

Banyak definisi tentang korupsi, namun Intinya sama saja. Mengambil Hak orang Lain. Penjajah datang dari negeri sendiri. Melihat sederetan kasus korupsi negeri ini, semua datang dari mereka yang telah bergelar dan bertitel. Apa yang salah dengan gelar dan title? Tidak ada, bukan itu yang salah, tetapi yang salah adalah tindakan dan kelakuan yan dilakukan oleh mereka (read: oknum).

Mencengangkan? Mungkin tidak. Melihat bahwa mereka yang terjerat kasus korupsi datang dari mereka yang menjadi pejabat negeri, yang menjadi orang besar dan bahkan orang berpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun