Mohon tunggu...
SRE UB
SRE UB Mohon Tunggu... Mahasiswa - Society of Renewable Energy Universitas Brawijaya

Society of Renewable Energy Universitas Brawijaya or known as SRE UB is a student organization that establish the awareness of students in Universitas Brawijaya about renewable energy development in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Limbah Kulit Buah Bit (Beetroot) Bisa Tingkatkan Efisiensi Dye Sensitized Solar Cell

31 Januari 2023   18:07 Diperbarui: 31 Januari 2023   18:13 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Perbandingan Waktu dan Voltase DSSC

Penggunaan ekstrak beetroot sebagai dye material juga menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan. Sebuah penelitian membandingkan efektivitas ekstrak beetroot (Beta vulgaris) dan daun henna (Lawsonia inermis) menggunakan percobaan UV-Vis Spektroskopi dan perhitungan efisiensi DSSC. Tercatat bahwa ekstrak beetroot mampu menyerap sinar UV lebih baik dibandingkan ekstrak daun henna akibat kandungan senyawa betasianin. Betasianin sendiri merupakan kelompok alkaloid yang larut dalam air dan bersifat mutual eksklusif dengan antosianin. Hal ini lah yang menyebabkan keduanya tidak pernah berada dalam satu tanaman yang sama. Oleh karena itu, betasianin dapat digunakan sebagai pengganti antosianin sebab keduanya tidak menimbulkan reaksi penolakan jika digunakan bersama. Selain itu, hasil voltase listrik oleh ekstrak beetroot juga ditemukan lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun henna. Hal tersebut didukung oleh grafik linear di bawah yang menunjukkan grafik penyerapan sinar UV menggunakan TiO2 dan Natural Dye Material serta grafik perbandingan waktu dan voltase DSSC.

Gambar 1. Grafik Penyerapan Sinar UV Menggunakan TiO2 dan Natural Dye Material (Sathyajothi et al., 2017)
Gambar 1. Grafik Penyerapan Sinar UV Menggunakan TiO2 dan Natural Dye Material (Sathyajothi et al., 2017)

Gambar 2. Perbandingan Waktu dan Voltase DSSC
Gambar 2. Perbandingan Waktu dan Voltase DSSC

Dalam mendukung serta menunjang pembangunan berkelanjutan, inovasi ini turut berkontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals 2030, terutama pada poin 7, 9, 13, dan 15.  Pada poin 7 yaitu energi bersih dan terjangkau dengan riset DSSC ini diharapkan dapat menciptakan pengembangan sumber daya energi yang berkelanjutan melalui substitusi limbah buah bit (beetroot) sebagai dye alami. Hal tersebut menjadikan inovasi ini menjadi alternatif energi terbarukan melalui penerapan teknologi modern yang dapat diandalkan bagi kalangan masyarakat. Kemudian pada poin 9 yakni industri, inovasi, dan infrastruktur melalui riset ini diharapkan dapat membantu perkembangan inovasi dan kebaruan yang sebelumnya tidak ada penerapan yang sama. Selain itu, adanya penggunaan DSSC dapat mendukung industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui alternatif dan penggunaannya dalam industri baru. Adanya penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan secara langsung dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat mendukung tujuan poin 13. Terakhir dalam poin 15 menjaga ekosistem darat dari penumpukan limbah organik yang memiliki sifat mencemari lingkungan.

Keberhasilan dalam penggunaan bahan alami sebagai dye material tentu saja membawa manfaat bagi lingkungan, terutama sebagai penghasil energi baru terbarukan melalui pengolahan sampah organik. Beberapa tanaman dengan pigmen warna yang seragam dapat digunakan secara bersama untuk membantu meningkatkan nilai efektivitas penyerapan sinar UV dan voltase listrik tanpa berketergantungan dengan bahan kimia. Begitu juga dengan koefisien serapan molar yang lebih besar. Hal ini tentu akan menekan biaya fabrikasi yang begitu tinggi dan mempercepat akselerasi transmisi energi terbarukan. Akan tetapi, permasalahan mengenai performa fotoelektrik yang dimiliki DSSC berbahan dasar natural dye material dengan short circuit density dan open-circuit voltage perlu lebih diperhatikan. Akibatnya adalah sambungan listrik yang tidak lancar dapat mengakibatkan konsleting dan berbahaya bagi masyarakat. Maka dari itu, perlu diadakan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan natural dye material terhadap DSSC baik dari segi keamanan dan keberlangsungannya.

DAFTAR PUSTAKA :

FARIDAH, Anni; HOLINESTI, Rahmi; SYUKRI, Daimon. Identifikasi pigmen betasianin dari kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Sumatera Barat, 2014.

Fistani, M. D., Nurosyid, F., & Suryana, R. (2017). Pengaruh Komposisi Campuran Antosianin-Klorofil sebagai Fotosensitizer terhadap Efisiensi Dye Sensitized Solar Cell. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 19-22.

Gratzel, M., Dye Sensitized Solar Cells, Journal of Photochemistry and Photobiology C, Photochemistry reviews, 2003, vol. 4: 145-153.

Hasibuan, R. (2016). Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah "Advokasi" Vol. 04, No. 01, 42-52.

JOSEPH, Shibu, et al. Performance of Natural Dye Extracted from Annatto, Black Plum, Turmeric, Red Spinach, and Cactus as Photosensitizers in TiO2NP/TiNT Composites for Solar Cell Applications. Journal of Nanomaterials, 2021, 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun