“…”
“Kemudian jika saya tanyakan kembali, apakah anda benar-benar mempercayai apa yang entitas tertinggi telah anda ajarkan kepada anda? Yang kemudian jika saya memutar balik pertanyaan saya di awal, jika anda tidak memiliki masalah, apakah itu berarti anda adalah entitas tertinggi?”
Libra semakin merasa bingung akan segala pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Bagaimana bisa saya tidak memiliki masalah. Ah, ingin rasanya ia kembali ke langit ke-7 untuk kembali belajar mengenai apa yang belum ia pelajari tentang kehidupan.
Biarlah saya mulai untuk menjadi orang yang tidak dicintai, tapi yakinlah, saya bisa mencintai tanpa dicintai. Karena cinta bukanlah tentang jual dan beli.
Semenjak pertemuannya dengan merkurius, ia mulai menjawab dan menerka-nerka mengenai masalahnya. Namun rasanya tidak ada yang salah dalam hidupnya, semuanya berjalan dengan baik, setidaknya menurutnya.
Pada masa ketimuran sebuah konstelasi seperti libra, nilai-nilai kebaikannya mulai semakin redup. Bintang yang menjadi nilai baiknya semakin meredup, hilang, atau bahkan meledak menjadi keburukan-keburukan. Planet. Kehilangan kebaikannya itu menjadikan sistemnya semakin rumit, semakin banyak hukum 3 Kepler yang ia harus rumuskan. Ketika satu dari segala system berubah, Ia harus mulai menghitung segala system terbaik dengan peluang-peluangnya. Penghitungan tersebut sudahlah biasa bagi Libra.
“Merkurius, apakah anda mengenal entitas yang paling memiliki masalah?”
“Pluto”
Ia mulai mencari entitas Pluto untuk menannyakan mengenai masalah-masalah yang dihadapinya, barangkali Libra menemukan masalahnya juga dalam Pluto.
“Bagaimana saya bisa menemui Pluto?”