Mohon tunggu...
Rudi Dari Rumpin
Rudi Dari Rumpin Mohon Tunggu... -

Sekarang mengajar di SDN Sukasari 04 Rumpin Bogor. Aktip di Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Rumpin. Aktif menulis puisi dan Cerpen , serta menjadi blogger di http//www.bloggurudarirumpin.blogspot.com. \r\ndan http//www.rumpinnews.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Makna Kemerdekaan

4 November 2016   09:16 Diperbarui: 4 November 2016   09:32 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu salah baca barang kali. Setahu aku, tulisannya bukan begitu tapi seperti ini.” Soleh memohon izin pada Pak Sahrul untuk menulis sesuatu di papan tulis. “Mungkin tulisannya seperti ini…” Kata Soleh sambil menulis kalimat larangan yang berbunyi dilarang membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya. “Seperti ini mungkin.”

“Iya seperti itu….iya seperti itu…”Seru semua murid – murid mendukung Soleh.

“Bapak sangat senang kalian bisa saling berdiskusi seperti ini. Boleh bertepuk tangan.” Pinta Pak Sahrul sambil tersenyum bangga.

Semua murid – murid pun segera bertepuk tangan penuh rasa gembira, karena tanpa terasa walau pun nampak banyak jawaban – jawaban yang tidak nyambung, tapi dari jawaban – jawaban itu tergambar wawasan murid – murid kelas VI yang berkembang sesuai dengan usianya. Peka terhadap sekitarnya dengan daya tangkap sesaui kemampuan akal budinya. Dari tema kemerdekaan saja, banyak sekali hal baru yang mereka sampaikan yang membuat Pak Sahrul merasa bangga terhadap mereka.

“Jadi siapa yang bisa menyimpulkan sedikit saja materi yang sudah kita bahas dalam diskusi kita tadi?” Pak Sahrul memancinga murid – murid untuk menganggkat tangannya.

“Saya pak..!” hampir semua siswa mengangkat tangannya.

“Coba kamu Dimas..!!” Pak Sahrul menunjuk ke arah Dimas yang mengangkat tangannya lebih tinggi dari yang lainnya.

Dimas segara maju ke depan kelas.

“Indonseia dijajah belanda 350 tahun, kemudian dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Karena merdekanya tahun 1945, maka usia kemerdekaan Indonesia sekarang sudah 70 tahun. Arti merdeka menurut hasil pembicaraan tadi adalah…..” Dimas menggaruk – garuk kepalanya karena lupa tentang kelanjutan pembicaraannya yang sebenarnya tadi sudah ada di dalam kepalanya.

“Bagus sekali penjelasan Dimas. Berika tepuk tangan untuk Dimas…!!” Puji Pak Sahur membuat Dimas bahagia karena meski pun penjelasannya tadi tidak tuntas, pak Sahrul tetap menghargainya.

“Ayo siapa yang mau menambahkan ?” Pak Sahrul kembali memancing murid – muridnya untuk melengkapi jawaban Dimas tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun