Mohon tunggu...
Rudi Dari Rumpin
Rudi Dari Rumpin Mohon Tunggu... -

Sekarang mengajar di SDN Sukasari 04 Rumpin Bogor. Aktip di Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Rumpin. Aktif menulis puisi dan Cerpen , serta menjadi blogger di http//www.bloggurudarirumpin.blogspot.com. \r\ndan http//www.rumpinnews.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Makna Kemerdekaan

4 November 2016   09:16 Diperbarui: 4 November 2016   09:32 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lama pak.!!” Potong Odih yang terkenal suka melucu di kelas. “Kalau sudah 70 tahun berarti dia sudah pensiun dari pegaiwai negeri, pak.” Lanjut Odih.

“Huuuuuhhhhh…!!!” Seru teman – teman sekelas memberi respon atas jawaban Odih yang ngawur.

“Itu bagi pegawai negeri, kalau dia sudah berumur 60 tahun, bahkan ada yang berumur 58 tahun, dia sudah pensiun dari tugasnya sebagai pegawai negeri. Tapi walau usia Indonesia 70 tahun, tidak mungkin negera kita ini pensiun.” Pak Sahrul tetap tersenyum menanggapi jawaban murid – muridnya itu.“Terus apa arti kemerdekaan bagi kalian..?”

“Merdeka itu berarti sudah tidak dijajah lagi, pak.” Jawab Karim.

“Betul, merdeka itu artinya kita sudah terlepas dari kekuasaan kaum penjajah. Kita sudah bebas melakukan apa saja. Sudah tidak ada larangan – larangan yang membatasi kita untuk menentukan nasib negera kita sendiri.” Jelas Pak sahrul.

“Jadi, merdeka itu artinya sudah tidak ada larangan lagi yah, pak?” Odih angkat bicara lagi. “Tapi kenapa kita dilarang makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan ?” Lanjut Odih sambil garuk – garuk kepalanya.

“Kalau itu bukan larangan dari penjajah, Odih. Itu mah larangan ketika kita berpuasa, karena kalau puasa itu kan memang harus menahan lapar dan haus.” Protes Dewi.

“Nah…betul kata Dewi.” Puji Pak Sahrul.

“Tapi ada satu lagi pak larangan yang saya tidak mengerti, yaitu larangan yang ditulis di tempat umum dengan tulisannya dilarang membuang sampah pada tempatnya.” Sakir ikut bicara juga.

“Dimana ada tulisan seperti itu, Sakir..? Kamu pernah baca dimana ?”Tanya Soleh.

“Di terminal bus, di supermarket, bahkan di pinggir – pinggir jalan raya juga banyak tulisan seperti itu.” Jelas Sakir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun