Fraud Pentagon bukanlah bentuk akhir dari teori mengenai fraud tersebut. Teori ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan model terbaru dari teori ini adalah Fraud Hexagon.
Teori Fraud Hexagon dikembangkan oleh Georgios L. Vousinas (2019) dengan menggabungkan seluruh faktor yang sudah dikemukakan sebelumnya, dan menambahkan faktor collusion (kolusi).
Menurut Vousinas, kolusi merupakan perjanjian menipu atau kompak antara dua orang atau lebih, demi satu pihak demi mengambil tindakan lain untuk beberapa tujuan yang kurang baik, seperti untuk menipu pihak ketiga dari hak-haknya.
Penggunaan teori fraud pentagon di Indonesia masih dilakukan sampai sekarang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 2014-2019 untuk melihat efek dari fraud pentagon terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di IDX dengan bukti empiris, penggunaan teori fraud pentagon menunjukan hasil yang positif terhadap indikasi akan fraud.
Hasil penelitian menunjukan efek positif, yang berarti semakin tinggi level fraud yang dimiliki, maka semakin tinggi indikasi fraud di laporan keuangan.
Setiap elemen dari fraud pentagon dapat menjadi indikator fraud yang efektif. Penelitian ini menunjukan bahwa teori fraud pentagon sangat berguna untuk membantu penyelidikan kecurangan dalam laporan keuangan.
Penulis: Wilbert Samiri dan Nadya Paulita
Referensi:
Association of Certified Fraud Examiners. 2016. “Survei Fraud Indonesia”, https://acfe-indonesia.or.id/survei-fraud-indonesia/, diakses pada 26 September 2021,
Siddiq, Faiz Rahman, dkk. 2017. “Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Financial Statement”, https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/9333, diakses 29 September 2021.
Faradiza, Sekar Akrom. 2019. “Fraud Pentagon dan Kecurangan Laporan Keuangan”, https://media.neliti.com/media/publications/288182-fraud-pentagon-dan-kecurangan-laporan-ke-4d3b07f7.pdf, diakses pada 27 September 2021.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!