Mohon tunggu...
Sovi Nur Wakhidah
Sovi Nur Wakhidah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Narablog

Narablog yang senang bertualang | Penggemar sepak bola dan bulu tangkis | Blog pribadi www.soviwakhidah.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kurangi Kesenjangan, Perluas Kesempatan, dan Tingkatkan Kesejahteraan Melalui Teknologi Keuangan

31 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 31 Juli 2022   13:36 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudahan layanan transaksi perbankan lainnya seperti transfer antar bank, top up e-wallet, pembelian token listrik dan pulsa, pembayaran biaya pendidikan, pembayaran PBB, investasi, dan masih banyak lagi juga dapat dinikmati semua pihak dalam satu genggaman.

Di era digital yang telah menembus jarak dan ruang, Bank Indonesia berharap kedepannya ada kesetaraan sistem pembayaran lintas negara. Saat ini, sistem pembayaran yang telah dikembangkan oleh Bank Indonesia antara lain QRIS, BI Fast, dan SNAP (Standar Nasional Open API Pembayaran).

Para pelaku UMKM, tak terkecuali di daerah saya Banjarnegara, telah menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran. Menurut Bank Indonesia, saat ini jumlah UMKM yang telah menggunakan QRIS mencapai 15 juta pengguna. Metode pembayaran non tunai ini sudah dapat digunakan lintas negara seperti di Malaysia dan Thailand.

Cross border dalam metode pembayaran akan memudahkan pelaku UMKM saat bertransaksi dengan pembeli dari luar negeri. Pemuda dan penyandang disabilitas yang bekerja secara digital dan memiliki klien dari mancanegara seperti para content creator, programmer, blogger, dan graphic designer juga dapat merasakan manfaatnya.

Edukasi tentang keuangan digital bagi perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas sangat diperlukan untuk mewujudkan inklusi keuangan. Dengan melek literasi keuangan digital, mereka akan lebih terbuka dan mau untuk mengakses lembaga keuangan.
Namun, literasi saja tentu tidak cukup. Regulasi juga harus mendukung guna percepatan inklusi keuangan. 

Misalnya, untuk penyandang disabilitas utamanya tuna netra, dapat mengganti tanda tangan dengan sidik jari atau sensor wajah.
Pelaku UMKM perempuan dapat mengajukan pinjaman usaha bunga rendah dengan jaminan izin usaha yang dimiliki. Dengan demikian, kesenjangan tidak akan ada lagi. 

Pemanfaatan open banking yang diimbangi dengan edukasi tentang keuangan digital, serta adanya dukungan regulasi tentu akan mempercepat ekonomi inklusif. Dengan berbagai agenda prioritas Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam Presidensi G20 2022, diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap ekonomi dan keuangan dunia pada umumnya, serta Indonesia pada khususnya.

Melalui usaha untuk terus mengembangkan teknologi keuangan, maka kesenjangan akan berkurang, kesempatan bertambah luas, dan kesejahteraan masyarakat terutama underserved community dapat meningkat.

Yuk, kita dukung dan sukseskan Presidensi G20 2022 menuju pembangunan ekonomi inklusif! 

***

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun