Kita sebagai guru bukan merubahnya, tapi memberinya warna supaya tampak indah dengan mengarahkannya pada nilai yang lebih baik lebih bijak agar mereka mampu menumbuhkan karakter positif yang kuar dan melemahkan karakter negatif yang mengakar dalam diri mereka.
Pelajaran kedua yaitu tentang bagaimana saya selama ini sebagai Guru telah melakukan kesalahan terhadap anak didik kita. Bahkan mungkin tak hanya saya yang memberikan  label negatif kepada anak.Â
Pemberian label itu berdasarkan kesimpulan saya sebagai guru dengan melihat karakter kuat yang murid miliki, sehingga label itu akan sering saya ucapkan saat anak melakukan aksi yang menurut saya adalah karakter negatif.Â
Seperti misal, anak nakal, anak bodoh, anak kurang ajar, dan apapun yang itu mendeskripsikan sebagian besar tentang diri mereka. Subhanallah, pencerahan Bu Endra membuat saya tersadar, betapa selama ini saya melakukan kesalahan dengan.Â
Saya adalah guru mereka, setiap ucapan adalah doa, apalgi ucapan yang berulang-ulang saya ucapkan. Bagaimana jika malaikat mencatat ucapan itu dan mengabulkan dao tersebut. Dan jika kita dapati anak dengan lebel tersebut bukan berubah malah makin menjadi, saya sebagai guru ikut andil di dalamnya.
Pencerahan ini merubah pola pikir saya, sedah seharusnya dari hari ini, hal pertama yang saya lakukan adalah mengganti ucapan tersebut menjadi kata positif dengan melihat sisi positif dari yang murid lakukan. Misalnya menyebut siswa aktif, kreatif, komunikatif, percaya diri. Dan perlunya saya sebagai guru untuk terus mengarahkan agar aksi yang kurang tepat tersebut bisa sedikit-sedikit dikurangi jika tak pada tempatnya.
Pelajaran ketiga adalah tentang nilai kolaborasi. Kolaborasi selama ini adalah aktifitas yang sering saya abaikan. Saya lebih senang bekerja sendiri agar hasilnya sesuai dengan ekspektasi saya. Memang agak berat, tapi itu tidak akan banyak menyita waktu saya untuk mengajari orang lain.Â
Bersama program guru penggerak angkatan 5 dan dikuatkan dengan bimbingan Bu Endra, saya harus berubah. Guru penggerak tak hanya aktif menggerakkan orang lain, tapi bagaimana dia mampu menggerakkan orang-orang disekitarnya. Mampu berbagi dan mengajar  orang lain untuk aktif, peduli dan berkembang.Â
Pekerjaan lebih cepat selesai, dan jikapun ada yang kurang sempurna, tak saya sendiri yang menanggung akibatnya. Awalnya saja sedikit meluangkan waktu untuk orang lain mengerti dan tahu apa yang saya harapkan, akan tetapi dari sedikit waktu luang tersebut, akan memberikan banyak manfaat. Orang lain akan tahu satu atau beberapa hal. Bahkan mungkin ini adalah pengetahuan atau ilmu baru. Saya makin dekat dan akrab dengan mereka, dan pekrerjaan lebih efektif dan efisien.
Terimakasih Bu Endra, terimakasih Program Guru Penggerak. Guru Penggerak, menguatkan nilai-nilai posit dan melemahkan nilai-nilai negatif dalam diri saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H