Mohon tunggu...
@FredySimbolon
@FredySimbolon Mohon Tunggu... Pengembara Bumi di Alam Semesta Jagad Raya -

Pembelajar Sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Damai di Hati Pasti Damai di Bumi

12 Januari 2018   14:42 Diperbarui: 12 Januari 2018   15:43 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#HidupBerkecukupanSecukupNya

Entah siapa yang memulai menjadi agen pemasaran verbal yang menyatakan manusia dalam mejalani hidup  tidak ada pernah rasa puasnya.  Adapula yang memberikan sebuah motivasi dalam bentuk komunikasi  bahwa kesempatan menjalani hidup dengan sukses hanya 1 x seumur hidup. 

Sering pula kita mendengar lecutan kata kata motivasi agar kita berprestasi setinggi tingginya, jangan hanya puas dengan pencapaian prestasi yang sudah diraih, sehingga yang lahir adalah pecutan stimulasi terhadap setiap individu manusia meraih prestasi setinggi langit yang cenderung membuat mentalitas manusia  menjadi sangat Ambisius secara personal. 

Sehingga yang terpancarkan agar dapat  mencapai kesuksesan menjalani kehidupan,  maka manusia harus sangat berambisi setinggi langit agar kadar level sukses dapat setingkat langit pula. 

Hal situasi kondisi mentalitas tersebut akhirnya membuat manusia  tidak memiliki Rasa Cukup/Puas  dengan apa yang sudah dicapai atau dimiliki. 

Padahal mentalitas psikologis manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsu dunia adalah dengan dapat emngetahui sampai batas mana kesuksesan dalam hidup sudah tercapai dan sampai batas mana keberhasilan pencapaian kehidupan dapat di nikmati dengan optimal. 

Kondisi hal tersebut dapat diperoleh apabila manusia dapat mengendalikan Nafsu dunia akan hasrat material (harta, tahta/jabatan & wanita). Kemampuan mengendalikan si hawa dan si nafsu dunia dapat diperoleh apabila manusia dapat mensyukuri apa yang telah dijalani dalam kehidupan dengan apa yang telah dimiliki dan diperoleh, sehingga lahirlah Rasa Cukup dalam Pikiran, Hati & Jiwa. 

Di saat Pikiran, Hati dan Jiwa sudah dapat mensyukuri apa yang dimiliki dan dicapai serta menikmati anugerah hidup secukupnya maka yang lahir kemudian adalah kedamaian di hati dan di bumi. 

Jadi pada hakikatnya dengan hidup yang berkecukupan serta menikmati dan mensyukuri apa yang telah dimiliki dan dicapai dalam perjalanan hidup, serta mengHilangkan rasa Iri Hati yang melahirkan egoisme, maka atmosfir yang menaungi bumi kita yang muncul adalah langit kedamaian.

#IriHatiAwalKekacauan

Dalam kisah kitab - kitab suci Samawi, telah dikisahkan bahwa akar dari kejatuhan malaikat yang menjadi setan ke bumi adalah rasa iri hati. Iri Hati akan sesama mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi dasar pangkal pertikaian dan perselisihan serta konflik sepanjang zaman peradaban kehidupan manusia. 

Iri Hati melahirkan Ego, egoisme manusia melahirkan berbagai macam bentuk perbuatan negatif atau perbuatan buruk/jahat dalam setiap ambisi egoisme tujuan nafsu dunia setiap manusia. 

Maka sesungguhnya Iri Hati bin Egoisme manusia dalam menjalani hidup merupakan bentuk wujud nyata senyata nyatanya dari setan atau iblis yang terkutuk dan terlaknat. 

Setan Iblis terkutuk akan masuk bersatu dalam pikiran hati jiwa manusia yang tidak dapat mengendalikan si hawa dan si nafsu atau dengan bahasa lain rasa iri hati (ego). 

Pada saat rasa iri hati yang melahirkan ego manusia muncul maka yang kemudian terjadi adalah kekacauan dalam kehidupan karena rentetan pertikaian, perselisihan dan konflik akan timbul kemudian. 

Situasi kondisi begitu banyak nya peristiwa akibat iri hati ini adalah sebenarnya bentuk manifestasi dari Neraka dalam kehidupan manusia. Karena sesungguhnya Surga adalah lokasi rumah bumi,  yang ada dalam situasi yang DAMAI. 

Sesungguhnya tidak lah sulit mendapatkan lokasi Surga atau Neraka. Manusia tinggal memilih dengan bijak dalam menjalani kehidupannya.

#SurgaDanNeraka

Jadi sesungguh adalah sangat mudah mencapai atau mendapatkan Surga atau pun Neraka. Dalam konteks realitas kehidupan yang tangible maka kita akan sangat mudah mendapatkan atau mencapai Surga dalam kehidupan apabila kita semua manusia sudah Damai dalam alam pikiran Hati serta Jiwa. 

Khusunya Hati yang Damai maka akan membawa bumi kita menjadi Damai. Demikian pula sebaliknya, apabila hati kita semua manusia tidak dapat berdamai dalam situasi apapun maka bumi pun tempat kita berkehidupan selalu neraka yang dirasakan dan dijumpai karena penuhnya pertiakian, perselisihan dan konflik berkepanjangan yang bermuasal dari Rasa Iri Hati alias ego alias setan iblis yang bersemayam dalam pikiran, hati da jiwa yang tidak mampu berdamai.

"Salam Damai di Hati Maka Pasti DamaiLah diBumi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun