"Kamu mau nitip apa?"
Dengan memegang kunci sepeda motor dan helm lelaki itu menyebutkan sederetan daftar belanja warung kopi hari ini, supaya dirinya tidak lupa dengan belanjaan mereka. Melihat perempuannya masih mendekap selimut dan wajah memucat karena sakit, dan tak mau makan dirinya menawarkan sejumlah keinginan yang biasanya ditawarkannya. Namun hanya gelengan kepala dijawab perempuan tersebut. Lalu timbul pertanyaan singkat dan padat, mungkin merangsang nafsu makan si perempuan sakit itu.
"Kue Kacang."
Demikian jawaban singkat perempuan itu, Kembali menyibakkan selimut semakin dalam dan kembali memejamkan mata yang sudah sembab, sebab sudah berhari-hari ia terkulai lemah, hanya tertidur dan duduk saja. Memikirkan tubuhnya yang lunglai. Menelan sedikit asupan lalu kembali berbaring, begitu hampir sepekan ini.
Lalu dengan muka yang penuh keheranan lelaki itu menjawab.
"Cuma itu aja?"
Dengan ketus perempuan itu membalas pertanyaan lelaki yang masih terheran-heran dengan jawaban perempuannya.
"Iya, cuma itu aja."
"Emang kenapa?"
karena tidak ingin terjadi perdebatan panjang kali lebar yang akan menjadikan pertengkaran, dengan senyum dan kecupan di kening perempuan itu, Ronny pamit pada Sari untuk segera pergi. Menghadapi gejolak emosi perempuan yang sudah berhari-hari tak mau makan pasti akan terjadi pertumpahan airmata, dirinya menghindari demi kelancaran hari ini. Bisa-bisa beradu argumen membuat semua pekerjaan menjadi tertunda. Â