Hasan bercerita dan tangannya cekatan membungkus satu-satu tahu. Lalu bungkus kedua, ditimpa atas pembungkus dengan kayu dan bongkahan batu alam red jasper (batu sedimentasi sungai khas Lahat).
Keluarga ini baru saja bangkit merintis kembali usaha, apa daya saat ini Pandemi Covid 19. Dan kehilangan banyak pelanggan. Dari usaha catering, restoran, kedai kecil dan usaha kuliner berbasis tahu seperti usaha Pempek. Pelanggan dan untung sekarang tinggal 30 persen lagi. Berarti kehilangan 70 % keuntungan kini.
Jujur mereka bercerita usaha mereka dengan untung kotor harian Rp 200.000, dari 15 kg kedelai yang diproduksi jadi tahu. Ikhtiar dan usaha, begitu istilah mereka. Keyakinan dan kejujuran mereka semoga menginspirasi usaha kecil lainnya.
"Bu, aku tuh tukang cuci kuali gantian dengan kakakku."
"Usaha bapak dan mimi (ibu) luar biasa sudah membesarkan kami berempat."
Hati saya meleleh membaca penuturan Ade salah satu anak Hasan.
Lahat, Pagaragung, 28 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H