Contoh kecil kondisi nyata sekarang bahwa butuh edukasi petani supaya kopi yang dihasilkan berkualitas. Tidak bisa Cuma tanam, rawat, dan petik. Setelah jemur kopi mentah, langsung dijual. Proses panjang, dan edukasi itu harus terus menerus ke petani. Yang paling efektif yakni dari kelompok-kelompok penggiat kopi.
Dari rumor, bahwa harga kopi asalan petik pelangi mencapai harga Rp 14.000-15.000/kg sungguh mengenaskan. Jika kebun ditanami, dirawat dengan benar hasil bisa meningkat, apalagi proses pemetikan red Cherry akan semakin menaikkan harga jual. Belum ditambah proses pasca panen. Kopi yang baik harganya cukup fantastis, sesuai dengan rasanya robusta bisa mencapai Rp 25.000-50.000/kg green Bean, begitu pula Liberica bisa mencapai Rp 70.000/kg green bean, apalagi kopi arabica bisa mencapai ratusan ribu dengan proses berbeda-beda.
Jadi yang menjadi keuntungan jika kita tetap bersilaturahmi dengan rekan kerja, maka akan bertambah nilai kita. Ada saja jalan keluar jika tersandung kesulitan jika punya banyak teman dan rekan kerja, istilah kami relasi positif.
Paling tidak bekerja di rumah, tetap di rumah saja, kita tetap bersemangat menjaga silaturahmi. Terutama untuk melalui kesulitan-kesulitan yang ada saat ini. Sebulan pertama Corona melanda, kami sepi transaksi, tidak disangka lewat beberapa obrolan, bertubi datang transaksi kopi. Jika sekarang sepi, kami tetap beroperasi dan belajar berinovasi termasuk melebarkan sayap dengan belajar hidroponik.
Yang jelas kami belum menyerah,
Jangan menyerah, dan bersemangat
Salam Kompal...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H