Work from home di saat wabah Covid 19 yang kini dirasakan semua orang di belahan dunia manapun. Bekerja di rumah jelas menjadi keterbatasan jika pekerjaan sesungguhnya harus bepergian dan bertemu banyak orang.Â
Tapi kami (saya dan lelaki yang saya cintai yang menjadi partner kerja sejak 2.5 tahun) sudah setahun lebih banyak bekerja di rumah, sebagai seorang roastery coffee, kami akhirnya harus punya workshop di rumah. Yang jauh dari kebisingan kota dan polusi udara. Hah.... Lebih tepatnya kami tinggal di hutan kecil, yang kami jalankan menjadi workshop, sarang kerja Retorika Coffee n Craft yang kami rintis.
Prosesing kopi ternyata butuh tempat luas, partner kerja yang bisa diandalkan untuk melakukan banyak percobaan dan belajar. Saat mengerjakan itulah kami berdua biasanya share ke teman-teman roastery, prosesor, kedai kopi dan penikmat kopi.
Untungnya dari dulu, jalinan silaturahmi kami sudah lancar lewat gawai, bertukar bean kopi, dan macam-macam cara diskusi. Jadi saat kondisi gerak kita dibatasi untuk keluar rumah, jalinan komunikasi lancar. Asal kuota gawai tersedia tetap saja kami berhubungan dengan banyak orang. Menjalin koneksi kerja itu tidak mudah, bro. Ya.... Dulu biasanya kami mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus mencari koneksi, pembeli dan tempat belajar.
Usaha kami belum lama, dan di mulai dari nol. Rekan kerja kami bisa siapa saja yang berhubungan dengan kopi dan sayap kuliner yang kami garap. Sangat baik jika jalinan dengan teman dan rekan kerja bisa lancar hingga kini. Bisa dibayangkan saat ini semua usaha dan pekerjaan terkena imbas Pandemi Covid 19. Banyak yang tumbang dan runtuh, kita semua butuh dukungan, bantuan dan gerakan. Jika tidak demikian, sulit untuk bangkit. Teman-teman yang terkadang tidak terduga, justru mereka jadi pelanggan setia.
Dunia kerja dan usaha harus banyak inovasi jika ingin bertahan, dari rekan kerja inilah sering kali muncul ide positif atau media saling belajar. Semakin banyak berbagi ilmu dan pertemanan kami yakin justru bisa mengembangkan usaha kami.
Biasanya setelah pukul 21.00 adalah waktu efektif bisa berhubungan dengan teman atau rekan kerja. Atau customer baru sering mendadak menghubungi saat malam hari. Atau antara pukul 09.00 hingga menjelang waktu zhuhur biasanya kami berkomunikasi.
Via WhatsApp selain beberapa grup dan komunitas blogger seperti Kompasianer Palembang, grup lain yakni kopi, kuliner, dan crafting yang kami pelajari yang rutin menjadi media komunikasi, jadi kegiatan tambahan di rumah.
Kami termasuk usaha yang tersungkur dan tertatih-tatih mencari celah untuk bangkit dan tetap terus berjalan. Selain itu kami juga bisa saling menguatkan untuk tidak menyerah saat seperti ini.
Kopi adalah komoditas perkebunan besar Indonesia saat ini, terutama jadi andalan di Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi dan Papua. Jika industri hilir kopi terpuruk, yang paling berdampak adalah petani. Padahal mereka penopang hidup kami. Jadi wajar jika pergerakan bersama ini untuk bertahan, memperbaiki kondisi yang ada.