Panggil si lelaki mengajak perempuan nya makan siang. Sementara perempuan itu masih memegang peralatannya, setengah jalan pekerjaannya.
"Kamu sayang aku gak?"
Tetiba nyinyir perempuan itu bertanya, spontan. Dan ia sudah tahu jawaban lelaki itu padanya. Ia tak berpikir, lelaki itu bakal muak menjawab. Lurus penuh bibirnya berucap, disela ketakutan yang tidak tampak. Rautnya datar, setiap kali mengatakan itu.
"Opo ora bosen takon koyo ngono, bendino?"
Mulai perdebatan tentang kata cinta yang diharapkan terkumpul siang itu. Tetiba hening merayap, lalu si lelaki menyuapi si perempuan. Adegan ini jangan ditiru untuk pasangan lain. Kebiasaan yang tidak biasa, tapi bagi mereka berdua disuapi sambil diomelin itu sudah biasa.
Langit mereka memang abu-abu di saat seperti ini. Polesan langit biru
entah kapan munculnya. Harapan doanya terkabul saat langit benderang, selalu.Ia tidak pernah membandingkan perpisahan manis atau pahit. Ia berharap kekal.
Perempuan itu pernah dikejutkan dengan kata si lelaki.
"Sumpah... I love you, honey !"
Setelahnya muka si lelaki tersenyum menyuguhkan setumpuk pekerjaan tentang kopi yang harus mereka cicipi berdua.