Saya masuk perusahaan nasional, dikasih kesempatan untuk membangun departemen baru, dan setelah perjalanan panjang, saya belajar untuk rendah hati, berserah. menengok kebelakang, selalu ada Invisible Hand, Tangah Yang Tidak Kasat Mata, menolongku yang teraniaya, walaupun aku sombong dan keras kepala.
Dua tahun pertama seperti bulan madu, Tahun ketiga, bos tertinggi akhirnya pensiun dengan transisi yang sedikit kurang lancar, office politik memang selalu ada dimana-mana, dan aku yang netral juga kena imbasnya.
Pimpinan lama yang merencanakan untuk aku memegang dua departement, Â dibatalkan tanpa pemberitahuan, padahal proses penggabungan sudah di ujung jalan.Â
Belajar dari pengalaman panjang menghadapi politik kantor dan suasana toxic, saya mencoba tenang, belajar mengkomunikasikan rasa dengan profesional, mengerjakan yang terbaik porsi saya sesuai dengan tanggung jawab saya, sebanyak mungkin berkontribusi positif walaupun suasana tidak mendukungku.
Saya terima dengan lapang dada, dan berserah.Â
Sampai setahun setelahnya saya mendapatkan tawaran dari dua perusahaan asing, untuk bergabung, sekarang saya sedang dalam transisi untuk bergabung dengan salah satu perusahaan komoditas asing.
Semoga pada tahap ini, saya sudah mengikis kerak kesombongan, mencuci bersih kekerasan hati, dan sudah bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan apik, dengan atasan dan rekan kerja.Â
Semoga ditahap ini, saya bisa memilah dan memilih untuk tidak terlibat dipolitik kantor dan menjadi bagian dari team yang positif, membangun suasana kerja yang supportif bagi semua orang, menendang jauh-jauh gejala toxic di lingkungan kerja.
dan yang lebih penting dari itu, tetap menjadi baik, apapun lingkungan memperlalukan kita, karena setelah saya pelajari, itu yang menjadi alasan, Invisible Hand, Tangan Yang Tak Kasat Mata, selalu melindungiku.
Bisnisku juga mulai berkembang dan bisa di handle dengan baik, belajar mengucap syukur dan yang sudah Tuhan beri, dan Bahagia itu pilihan hari ini, buka besok atau nanti.
Be good guys!