Mohon tunggu...
Sose Manewalu
Sose Manewalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka dengan ketenangan dan saya suka mendengarkan musik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Adat Perkawinan di Maluku, Tradisi dan Keharmonisan dilihat dari Kacamata Semiotika

1 Juli 2024   21:54 Diperbarui: 1 Juli 2024   22:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://suaramalukudotcom.wordpress.com/2015/11/29/mau-nikahi-nona-ambon-tau-dulu-tradisi-ini/ 

Hari Pernikahan (Gaba-Gaba)

Pada hari pernikahan, upacara dimulai dengan tarian tradisional dan iringan musik khas Maluku. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah "Gaba-Gaba", yaitu tarian dengan menggunakan bambu sebagai alat musiknya. Prosesi pernikahan diadakan di rumah adat atau tempat yang telah disepakati, yang di mana kedua mempelai mengucapkan janji suci mereka di hadapan keluarga dan masyarakat.

  • Denotatif: Tarian Gaba-Gaba dengan bambu adalah ekspresi fisik dari seni dan budaya lokal.
  • Konotatif: Tarian ini melambangkan kebersamaan, kerjasama, dan kegembiraan dalam merayakan ikatan pernikahan.
  • Mitos: Gaba-Gaba tentang kekuatan tradisi dan pentingnya komunitas dalam merayakan peristiwa penting dalam kehidupan. Ini menekankan bahwa pernikahan adalah urusan bersama, bukan hanya pribadi.

Penghormatan Orang Tua (Matapiri)

Setelah upacara pernikahan, kedua mempelai melakukan prosesi "Matapiri", yaitu menghormati orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua. Mereka menyentuh kaki orang tua sebagai tanda bakti dan meminta restu untuk kehidupan rumah tangga mereka yang baru. Prosesi ini memperlihatkan betapa pentingnya peran keluarga dalam adat perkawinan Maluku.

  • Denotatif: Menyentuh kaki orang tua adalah tindakan fisik dari memberikan penghormatan.
  • Konotatif: Tindakan ini melambangkan rasa hormat, bakti, dan permintaan restu dari yang muda kepada yang tua.
  • Mitos: Prosesi Matapiri tentang hierarki keluarga dan pentingnya restu orang tua dalam kehidupan pernikahan. Ini mencerminkan nilai-nilai ketaatan dan penghargaan terhadap generasi sebelumnya.

Simbol dan Makna

Setiap tahapan dalam adat perkawinan Maluku sarat dengan simbol dan makna mendalam. Sirih pinang, misalnya, melambangkan persatuan dan kebersamaan, sementara tarian dan musik tradisional mencerminkan keharmonisan dan kegembiraan. Adat ini juga menekankan pentingnya peran komunitas dalam mendukung pasangan yang baru menikah, menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya urusan pribadi tetapi juga sosial.

Teori Komunikasi dalam Adat Perkawinan Maluku

Adat perkawinan di Maluku dapat dianalisis menggunakan beberapa teori komunikasi untuk memahami bagaimana pesan dan makna disampaikan serta diterima dalam konteks budaya ini.

Teori Komunikasi Budaya (Cultural Communication Theory)

Teori ini menekankan bahwa komunikasi tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya di mana ia berlangsung. Adat perkawinan di Maluku adalah contoh nyata bagaimana simbol-simbol budaya (seperti sirih pinang, tarian Gaba-Gaba, dan prosesi Matapiri) digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang nilai-nilai kekeluargaan, kesetiaan, dan keharmonisan. Setiap simbol dan prosesi memiliki makna yang dipahami oleh masyarakat setempat, menciptakan kohesi sosial dan identitas budaya yang kuat.

Pelestarian Tradisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun